KOMPAS.com - Peluncuran FIFA ASEAN Cup menandai tonggak baru dalam sejarah sepak bola Asia Tenggara. Melalui semangat kolaborasi dan dukungan FIFA, turnamen ini diharapkan menjadi ajang prestisius yang memperkuat identitas sepak bola Asia Tenggara.
Turnamen resmi di bawah kalender FIFA dan digagas Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) ini akan mempertemukan 11 negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.
Baca juga: FIFA ASEAN Cup dan 5 Aspek Utama Kerja Sama FIFA dan ASEAN
Bagi pengamat sepak bola nasional, Kesit B Handoyo, inisiatif ini merupakan langkah maju yang bisa membawa angin segar bagi perkembangan sepak bola di Asia Tenggara.
Sehingga turnamen ini menjadi kesempatan emas bagi negara-negara ASEAN, terutama Indonesia, untuk menunjukkan kemampuan dan eksistensinya di kancah regional.
“Siapa yang layak disebut sebagai negara terkuat di Asia Tenggara. Karena turnamen ini resmi di bawah kalender FIFA, kredibilitas negara yang menjadi juara tentu semakin tinggi,” ujarnya kepada Kompas.com.
Momentum Indonesia untuk Lepas dari Bayang-Bayang Thailand
Menurutnya, FIFA ASEAN Cup bisa menjadi momen pembuktian sekaligus ajang menguji kapasitas Indonesia sebagai negara besar dengan dukungan fanatisme sepak bola yang tinggi.
Baca juga: Pengamat Malaysia Sebut FIFA ASEAN Cup Masuk Kalender FIFA, Gengsi Kian Ketat!
“Selama ini Indonesia masih sulit menandingi Thailand yang sering juara di Piala AFF. Bahkan Singapura, Malaysia, dan Vietnam juga pernah juara. Indonesia dengan jumlah penduduk besar dan fan sepak bola yang luar biasa justru belum pernah juara. Ini kesempatan bagus untuk membuktikan diri,” tutur Kesit B Handoyo itu.
Namun, ia juga menyoroti beberapa tantangan dari pelaksanaan turnamen ini. Salah satunya adalah ketimpangan kekuatan antarnegara ASEAN.
“Tim-tim kuat seperti Australia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura masih mendominasi. Sedangkan negara-negara lain seperti Kamboja, Brunei, Myanmar, dan Timor Leste belum seimbang,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Presiden FIFA Gianni Infantino menghadiri upacara penandatanganan nota kesepahaman ASEAN-FIFA dalam pengembangan sepak bola di KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Oktober 2025. Nilai Tambah dan Tantangan Peringkat FIFA
Selain itu, menilai turnamen ini penting dari sisi gengsi, walaupun dari sisi peringkat FIFA, pengaruhnya tidak besar.
“Negara-negara di ASEAN peringkatnya masih rendah, jadi poin yang diperoleh dari turnamen ini tidak akan besar. Lebih menguntungkan jika bermain melawan negara kuat dengan peringkat 50 besar dunia,” kata jurnalis olahraga senior itu.
Saat ini kejelasan jadwal turnamen wajib diperhatikan agar tidak mengganggu jalannya kompetisi domestik.
Baca juga: Exco PSSI Tanggapi Turnamen Baru di Asia Tenggara FIFA ASEAN Cup
“Masih perlu ditunggu, apakah FIFA ASEAN Cup digelar saat jeda FIFA Matchday atau setelah liga domestik selesai. Kalau diatur dengan baik, semua pemain terbaik bisa fokus memperkuat timnas,” sambungnya.