KOMPAS.com - Penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali disarankan untuk mengurangi konsumsi garam.
Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa yang sebenarnya perlu dibatasi adalah sodium, bukan hanya garam dapur.
Sodium atau natrium adalah komponen utama dari garam dapur (natrium klorida).
Sodium tidak hanya terdapat dalam garam dapur, tetapi juga ada dalam beberapa makanan alami, seperti susu dan bit.
Selain itu, zat ini juga umum terkandung dalam baking soda, baking powder, serta berbagai bahan aditif makanan dan minuman, seperti pengawet, penyedap, dan pewarna.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan tersebut.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menetapkan batasan asupan sodium harian maksimal sebanyak 2.000 miligram (mg) yang setara dengan 1 sendok teh atau 5 gram garam dapur.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Hipertensi Tanpa Obat? Ini 10 Caranya...
Asupan sodium yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh menahan cairan untuk mengencerkan kadar sodium dalam tubuh.
Sodium berlebih dikeluarkan melalui urine, tetapi jika dikonsumsi terlalu tinggi, ginjal tidak mampu mengeluarkannya dengan optimal.
Akibatnya, terjadi penumpukan cairan dalam tubuh, termasuk dalam pembuluh darah, sehingga tekanan darah meningkat.
Konsumsi garam berlebih dalam jangka panjang juga dapat merusak pembuluh darah, yang akhirnya berujung pada hipertensi.
Baca juga: Orang dengan Riwayat Stroke Tidak Minum Obat Hipertensi? Ini Kata Dokter…
Pada dasarnya, sodium dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan darah, serta mendukung fungsi saraf dan otot.
Namun, tubuh manusia tidak bisa memproduksi sodium sendiri, sehingga kita membutuhkan makanan atau minuman yang mengandung sodium.
Kebutuhan harian sodium untuk fungsi optimal adalah setidaknya 500 mg.
Oleh karena itu, penderita hipertensi masih boleh mengonsumsi garam, tetapi dalam jumlah terbatas.
Baca juga: Jika Hipertensi Dibiarkan, Apa yang Terjadi? Ini Risiko Komplikasinya...
Mengurangi konsumsi garam tidak selalu efektif untuk semua penderita hipertensi.
Diperkirakan 1 dari 10 orang yang menurunkan asupan garam justru mengalami peningkatan tekanan darah, kondisi yang dikenal sebagai inverse salt sensitivity.
Sensitivitas terhadap garam sendiri bersifat individual.
Seseorang dikatakan memiliki sensitivitas garam, jika tekanan darahnya meningkat 5 poin atau lebih, saat beralih dari pola makan rendah garam ke tinggi garam.
Sekitar sepertiga dari orang dewasa yang sehat dan 60 persen penderita hipertensi memiliki sensitivitas garam.
Sayangnya, hingga kini belum ada tes khusus yang dapat menentukan sensitivitas garam seseorang.
Oleh karena itu, pembatasan asupan sodium, baik dari garam dapur maupun sumber lain, diperlukan untuk mengelola hipertensi bagi sebagian besar penderita, meskipun tidak berlaku untuk semua.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk nasihat yang lebih personal.
Baca juga: IDAI: Anak-anak Tidak Bebas Hipertensi, Ini Sebabnya...
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang