KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dibiarkan bisa menyebabkan berkembangnya penyakit serius.
Hipertensi adalah kondisi umum di seluruh dunia, diperkirakan orang-orang usia 30-79 tahun mengalami tekanan darah tinggi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sayangnya, hanya sekitar 21 persen atau 1 banding 5 orang yang dapat mengendalikan hipertensi.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Hipertensi Setelah Lebaran
Kebanyakan orang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak mampu merawat kondisi ini dengan benar.
Akibatnya, hipertensi yang dibiarkan bisa menyebabkan kematian dini melalui berbagai komplikasi penyakit yang berkembang.
WHO melaporkan hipertensi merupakan penyabab utama kematian dini di seluruh dunia.
Apa saja komplikasi penyakit yang akan muncul, jika hipertensi dibiarkan?
Baca terus artikel ini yang akan mengulas sejumlah komplikasi tekanan darah tinggi yang harus diwaspadai.
Baca juga: Bagaimana Mengatasi Hipertensi Tanpa Obat? Ini 10 Caranya...
Hipertensi adalah kondisi di mana di dalam pembuluh darah terjadi tekanan yang terlalu tinggi.
Orang dengan tekanan darah tinggi mungkin tidak merasakan gejala hingga komplikasi berkembang, sehingga hipertensi sering disebut sebagai "silent killer".
Satu-satunya cara yang efektif untuk mengetahuinya adalah dengan periksa tekanan darah.
Ada hal-hal yang meningkatkan risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi, yaitu:
Seseorang bisa didiagnosis hipertensi, jika hasil tes dalam dua hari berbeda menunjukkan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah distolik 90 mmHg atau lebih.
Baca juga: Mengenal Gejala Hipertensi dan Cara Mengatasinya Tanpa Obat
Merujuk WHO, tekanan darah yang sangat tinggi, biasanya 180/120 mmHg, sering kali baru menunjukkan gejala.
Gejala hipertensi meliputi:
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas dan hasil tes tekanan darah tinggi, Anda harus mendapatkan pengobatan.
Baca juga: IDAI: Anak-anak Tidak Bebas Hipertensi, Ini Sebabnya...
Jika tekanan darah tinggi dibiarkan atau tidak diobati dengan benar, beberapa komplikasi penyakit bisa berkembang.
Dikutip dari Healthline, komplikasi hipertensi tidak bisa dianggap remeh, ini meliputi:
Hipertensi yang dibiarkan bisa menyebabkan berbagai komplikasi penyakit terkait dengan jantung, meliputi angina, penyakit jantung, serangan jantung, hingga gagal jantung.
Angina adalah jenis nyeri dada yang terjadi sebagai tanda adanya penyakit jantung.
Penyakit jantung akibat hipertensi mengacu pada kondisi di mana terjadi perubahan fungsi dan struktur jantung.
Serangan jantung terjadi karena tekanan darah yang tinggi menyebabkan pembuluh darah rusak atau tersumbat.
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung, ketika organ vital ini sudah tidak dapat lagi memompa darah ke seluruh tubuh.
Tekanan darah yang terus-menerus tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah melemah dan menonjol.
Kondisi pembuluh darah yang menonjol itu disebut aneurisma.
Jika aneurisma pecah, kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Komplikasi hipertensi juga bisa terjadi di otak dengan menyebabkan stroke.
Stroke terjadi ketika hipertensi menyebabkan pembuluh darah tersumbat hingga mengahalangi aliran darah untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke otak.
Tekanan darah yang sangat tinggi bahkan bisa menyebabkan pembuluh darah di otak pecah.
Hipertensi bukan satu-satunya faktor risiko stroke, tetapi ini adalah penyebab utamanya.
Baca juga: 12 Tanda-tanda Hipertensi yang Harus Diwaspadai
Jika hipertensi dibiarkan, masalah ginjal dapat berkembang sebagai komplikasinya.
Faktanya, hipertensi merupakan penyebab penyakit ginjal kedua paling umum setelah diabetes.
Komplikasi hipertensi ini terjadi karena arteri dalam ginjal rusak akibat tekanan darah yang tinggi.
Hipertensi juga dapat mengganggu cara ginjal menyaring darah, sehingga racun dan cairan bisa menumpuk di dalam organ vital ini.
Hipertensi yang dibiarkan bisa menyebabkan penyakit arteri perifer, karena tekanan darah tinggi membuat kolesterol menumpuk (aterosklerosis) di arteri ekstremitas bawah (kaki).
Penyakit arteri perifer membuat kaki tidak bisa lagi menerima aliran darah dari jantung.
Hipertensi biasanya menyebabkan komplikasi penyakit ini bersama dengan faktor risiko lain, seperti merokok dan diabetes.
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi yang dibiarkan juga dapat menyebabkan masalah mata.
Komplikasi hipertensi pada mata meliputi koroidopati, neuropati optik, dan retinopati.
Koroidopati adalah kondisi yang menyebabkan penglihatan berkurang karena penumpukan cairan di bawah retina.
Neuropati adalah kerusakan saraf optik permanen akibat berkurangnya aliran darah di mata.
Retinopati akibat hipertensi adalah kondisi di mana penglihatan menjadi kabur karena kurangnya aliran darah ke retina.
Dalam kasus neuopati dan retinopati yang parah, kebutaan bisa terjadi.
Tekanan darah yang sehat sangat penting untuk fungsi seksual bisa berjalan dengan normal.
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan aliran darah ke area panggul menjadi berkurang, sehingga gairah seksual bisa menghilang.
Disfungsi ereksi akan menjadi komplikasi hipertensi pada pria.
Pada wanita, hipertensi bisa menyebabkan vagina kering, sehingga hubungan seksual bisa menjadi tidak menyenangkan.
Demikianlah sejumlah komplikasi tekanan darah tinggi yang bisa berkembang, jika tidak diobati.
Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi.
Sayangnya, diperkirakan 46 persen penderita hipertensi tidak tahu bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi sering kali disebut sebagai "silent killer" karena tidak menimbulkan gejala sampai komplikasi penyakit berkembang.
Hipertensi berkembang perlahan, dengan komplikasi yang terjadi dalam hitungan tahun.
Jangka waktu pastinya sangat bervariasi tergantung pada masing-masing individu.
Baca juga: 10 Obat Alami untuk Menurunkan Hipertensi yang Perlu Diketahui
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini