Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Sarapan Pagi Bisa Bikin Panjang Umur, Begini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 06/09/2025, 23:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber SELF

KOMPAS.com - Orang-orang yang terbiasa bangun pagi telah lama diketahui memiliki kesehatan lebih baik, bahkan mereka cenderung memiliki kualitas tidur malam yang nyenyak.

Selain itu, dengan bagun di pagi hari, kesempatan melakukan berbagai aktivitas lebih terbuka, mulai dari berolahraga, melakukan perawatan diri, menyiapkan sarapan yang sesuai hingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan pun lebih banyak.

Rupanya, keuntungan bagun pagi tak berhenti di situ. Penelitian terbaru mengungkap, orang dewasa tua yang menjaga kebiasaan sarapan pagi seiring bertambahnya usia memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dalam kurun waktu sekitar 20 tahun, dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan.

Baca juga: Perlukah Sarapan walau Perut Tidak Lapar?

Studi ini melibatkan hampir 3.000 orang lanjut usia di Inggris. Mereka mengisi kuesioner pada beberapa periode, mencatat gaya hidup seperti waktu makan, waktu tidur, dan gejala penyakit fisik maupun psikologis.

Sebagian peserta juga menjalani tes darah, sehingga peneliti dapat melacak siapa yang memiliki gen tertentu yang berhubungan dengan kronotipe malam (alias kebiasaan menjadi burung hantu malam).

Tidak mengejutkan, orang yang suka begadang cenderung makan lebih larut. Namun, yang menarik adalah hubungan konsisten yang ditemukan antara waktu makan dan hasil kesehatan.

Menunda sarapan dikaitkan dengan depresi, tingkat kelelahan lebih tinggi, penyakit yang lebih sering muncul, dan risiko kematian yang lebih tinggi.

Sarapan lebih pagi lebih panjang umur

Peneliti mengidentifikasi dua kelompok, yakni mereka yang sarapan lebih awal sekitar pukul 07.50 dan yang sarapan lebih lambat sekitar pukul 08.50.

Hasilnya, kelompok yang sarapan lebih awal memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi. Analisis data juga menunjukkan, bahwa setiap satu jam keterlambatan sarapan meningkatkan risiko kematian sebesar 11% selama periode studi.

Meski begitu, studi ini hanya menunjukkan korelasi, bukan sebab-akibat. Bisa jadi masalah kesehatan membuat sebagian peserta sarapan lebih lambat, bukan sebaliknya.

“Perubahan waktu makan di kalangan orang tua dapat menjadi indikator yang mudah, sesuatu yang bahkan anggota keluarga dapat perhatikan, dari kondisi kesehatan yang mendasarinya,” kata penulis utama Hassan Dashti, PhD, RD, ilmuwan nutrisi dan biologi sirkadian di Massachusetts General Hospital, melansir SELF.

Baca juga: 5 Tips Sarapan Sehat untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Tetap Stabil

Menurut Dr. Dashti, sarapan pagi yang konsisten dan lebih awal mungkin memberi dampak positif pada kesehatan dan umur panjang, terutama dengan menjaga ritme sirkadian. Ritme ini cenderung melemah seiring usia dan berdampak pada berbagai sistem tubuh.

“Sarapan pagi yang rutin merupakan sinyal lingkungan yang kuat yang memberitahu tubuh Anda, bahwa saat ini siang hari, yang mana ini memberi sinyal kepada setiap organ untuk beralih dari mode malam ke mode siang,” jelasnya.

Deretan penelitian terkait sarapan dan panjang umur

Ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan pentingnya sarapan untuk umur panjang.

Studi sebelumnya juga menemukan, makan sarapan secara teratur berhubungan dengan risiko kematian keseluruhan dan penyakit jantung yang lebih rendah, sementara melewatkannya meningkatkan risiko penyakit jantung.

Penelitian lain juga menunjukkan orang yang bangun pagi cenderung lebih sehat.

Dibandingkan dengan mereka yang bangun malam, orang yang bangun pagi memiliki kesehatan jantung lebih baik, risiko diabetes lebih rendah, serta penurunan fungsi kognitif lebih lambat di usia pertengahan—semuanya dapat berkontribusi pada harapan hidup yang lebih panjang.

Sebagian besar perbedaan ini kemungkinan lebih dipengaruhi oleh kualitas tidur, bukan semata-mata karena bangun pagi.

Orang yang bangun pagi biasanya mendapat tidur lebih baik, sedangkan mereka yang suka begadang tidur lebih larut tetapi tetap harus bangun pagi karena tuntutan pekerjaan.

Dr. Dashti mengatakan, beberapa penelitian juga menemukan bahwa orang yang aktif di malam hari cenderung memiliki kebiasaan yang kurang sehat dibandingkan dengan orang yang aktif di pagi hari.

"Misalnya, Anda lebih cenderung merokok dan minum di malam hari. Dan mungkin perilaku-perilaku inilah, bukan sekadar begadang dan bangun lebih larut, yang membahayakan kesehatan Anda,” ujarnya.

Jika dikaitkan dengan penelitian terbaru ini, ada kabar baik bagi mereka yang terbiasa aktif di malam hari. Meskipun tidak bisa sepenuhnya mengubah kebiasaan tidur dan bangun, setidaknya tetap bisa menjaga pola sehat, seperti sarapan secara rutin.

“Dengan tidak menunda waktu makan pagi ke waktu yang lebih siang seiring bertambahnya usia (atau bahkan melewatkannya sama sekali), Anda mungkin dapat mengurangi beberapa efek negatif yang terjadi seiring penuaan,” pungkasnya.

Baca juga: Studi: Rahasia Panjang Umur Ada pada Jenis Karbohidrat yang Dikonsumsi

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau