KOMPAS.com - Masalah kolesterol tinggi kini tak lagi terbatas pada kelompok usia lanjut. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15–24 tahun justru mendominasi prevalensi kolesterol total tinggi di Indonesia.
Pakar kesehatan jantung, dr Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP, menyebut fenomena ini sebagai sinyal bahaya yang perlu direspons dengan serius sejak dini.
Menurutnya, gaya hidup anak muda yang kurang aktif bergerak dan kerap mengonsumsi makanan tinggi lemak menjadi pemicu utama lonjakan kolesterol pada usia produktif.
“Tren peningkatan kadar kolesterol di usia muda adalah sinyal bahaya. Ini faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar dr Nicolaus, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Lippo Village, dikutip dari ANTARA, Senin (26/5/2025).
Baca juga: Apa Itu Kolestrol Baik?
Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi tubuh dan juga diperoleh dari makanan. Meski dibutuhkan untuk membangun sel, kadar kolesterol yang berlebih dalam darah bisa menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan atau penyumbatan. Hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, bahkan pada usia muda.
Dr. Nicolaus menjelaskan bahwa kolesterol tinggi dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu yang tidak dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, serta faktor yang bisa dimodifikasi, seperti pola makan, berat badan, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok.
Baca juga: Waspadai Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita dan Pria, Ini 5 Tandanya
Sayangnya, banyak anak muda belum menyadari bahwa gaya hidup mereka berperan besar dalam meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji, gorengan, hingga pola makan tidak teratur kerap ditemui dalam keseharian remaja dan mahasiswa.
“Tidak ada toleransi untuk rokok. Satu batang pun sudah terlalu banyak. Selain itu, kontrol berat badan dan batasi konsumsi lemak trans, terutama dari minyak goreng yang dipakai berulang, juga sangat penting,” kata dr. Nicolaus.
Baca juga: Takaran Aman Konsumsi Daging Kambing saat Idul Adha untuk Cegah Kolesterol
Dr. Nicolaus menekankan pentingnya memulai pola hidup sehat sejak remaja. Olahraga ringan lima kali dalam seminggu, konsumsi makanan seimbang, serta membatasi asupan lemak jenuh dan makanan olahan menjadi langkah preventif yang dapat dilakukan siapa saja.
“Kesadaran bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Gaya hidup sehat itu investasi jangka panjang,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang