Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Efek Jangka Panjang Keracunan Makanan

Kompas.com - 30/09/2025, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Meskipun sebagian besar kasus keracunan makan "hanya" menyebabkan muntah-muntah dan bisa sembuh tanpa bekas, infeksi tertentu dapat meninggalkan efek jangka panjang yang serius pada kesehatan. 

Keracunan makanan dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi, baik yang berasal dari bakteri, racun, parasit, virus, maupun bahan kimia.

Efek akut (segera) dari keracunan makanan antara lain adalah mual, muntah, pusing, dan diare. Namun, waspadai pula efek jangka panjangnya.

Baca juga: Jenis Bakteri dan Virus yang Sering Sebabkan Keracunan Makanan

"Kalau bisa memang jangan sampai terjadi infeksi keracunan makanan, apalagi berulang, karena ada dampak jangka panjangnya," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof.Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH di Jakarta (29/9/2025).

Ia menjelaskan, infeksi kronis bisa menyebabkan sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome/IBS). 

Infeksi bakteri usus yang parah dapat menyebabkan perubahan permanen pada saraf dan lapisan usus, menyebabkan sensitivitas yang berlebihan. Ini mengakibatkan gejala kronis seperti sakit perut berulang, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit).

Bakteri pemicu utama IBS antara lain Campylobacter jejuni, Salmonella, Shigella, dan E. coli.

Baca juga: Mengenal Sindrom Iritasi Usus Besar pada Anak dan Cara Meredakannya

"Peradangan kronis juga berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal. Jadi prinsipnya, ketika seseorang mengalami peradangan berulang-ulang akan mengubah struktur dari dinding usus dan bisa menyebabkan timbul keganasan di masa depan," kata dokter ahli kesehatan saluran cerna ini.

Selain itu, infeksi bakteri E.coli diketahui dapat menyebabkan komplikasi berbahaya berupa gagal ginjal. 

siswa SMPN 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, mengalami mual dan muntah usai menyantap hidangan MBG, Senin (29/9/2025).KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA siswa SMPN 4 Pamarican, Kabupaten Ciamis, mengalami mual dan muntah usai menyantap hidangan MBG, Senin (29/9/2025).

Menurut penelitian, racun dari bakteri akan merusak dinding pembuluh darah kecil di ginjal, menyebabkan kerusakan sel darah merah (hemolisis) dan gagal ginjal akut.

Meski demikian, Prof.Ari mengatakan bahwa efek jangka panjang ini bisa terjadi jika infeksinya terjadi berulang.

"Harus kita perhatikan ketika seseorang sering bolak-balik infeksi, karena suatu waktu bisa terjadi perubahan struktur dinding ususnya," katanya.

Efek jangka panjang dari keracunan makanan tidak terjadi pada semua orang, tetapi risikonya nyata. Mereka yang paling rentan adalah anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah.

Oleh karena itu, pencegahan melalui penanganan dan pengolahan makanan yang higienis adalah hal yang sangat krusial. 

Baca juga: Bagaimana Target 82 Juta Penerima MBG Usai Merebak Kasus Keracunan?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau