Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tata Kelola Mangrove Perlu Terintegrasi dengan Tambak

Kompas.com - 30/08/2025, 15:03 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rehabilitasi ekosistem mangrove di Indonesia perlu memperhatikan upaya perbaikan tata kelola tambak.

Apalagi, data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pada 2022 mengungkapkan, dari 700.000 hektar kawasan mangrove menghilang, sebanyak 631.000 hektarnya beralih fungsi menjadi tambak.

Menurut Penasehat Teknis Bidang Lingkungan dari Yayasan Hutan Biru, Yusran Nurdin Massa, untuk merehabilitasi ekosistem mangrove, perlu dicarikan banyak opsi agar bisa terintegrasi dengan tambak.

Misalnya, pengembangan model Integrated Mangrove and Sustainable Eco-culture di salah satu desa di Kabupaten Maros oleh Yayasan Hutan Biru. Model tersebut mengintegrasikan rehabilitasi ekologi mangrove dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolan tambak.

Yayasan Hutan Biru juga berupaya menggalakkan model tersebut di Kabupaten Muna dan Kabupaten Sidoarjo.

"Sangat penting untuk menjaga esensi-esensi ekologi kita yang ada di sistem pesisir dengan mangrove agar secara jangka panjang kita bisa mengadaptasi kenaikan air laut," ujar Yusran.

Model tersebut menggunakan pendekatan menghilangkan faktor gangguan pertumbuhan mangrove dengan memperbaiki sistem hidrologi.

Dalam upaya rehabilitasi mangrove, kata dia, langkah awalnya meratakan kawasan yang disiapkan dan memperbaiki sistem hidrologi. Hasilnya, terjadi sedimentasi di dalam kawasan tersebut dan aliran pasang surut mulai masuk, yang memungkinkan mangrove tumbuh secara alami.

Ketinggian substrat yang sesuai, aliran hidrologi yang memadai, dan sumber bibit yang ada menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan mangrove.

"Tugas kita adalah menghilangkan faktor gangguan," ucapnya.

Baca juga: Cegah Abrasi, QNET dan Kodim 1611/Badung Tanam 4.000 Mangrove di Pesisir Bali

Selain itu, Yayasan Hutan Biru juga mengembangkan sistem tambak dengan ekosistem mangrove di luar kawasan menjadi penyuplai kebutuhan untuk area mangrove yang juga berfungsi sebagai lahan budidaya di belakangnya.

Penanganan Degradasi Mangrove

Menurut Yusron, perlu pendekatan berbeda untuk penanganan lanskap degradasi mangrove. Misalnya, kasus 20 hektar kebun kelapa mengalami salinisasi di Kabupaten Indragiri Hilir karena hilangnya mangrove sebagai pelindung pantai.

Di Indragiri Hilir, upaya adaptasi kebun kelapa tersalisasi dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan, serta masyarakat setempat.

Uji coba restorasi dilakukan dengan memperbaiki hidrologi. Setelah uji coba selama enam bulan yang gagal dengan penanaman langsung, dilakukan pemasangan batang kelapa kering untuk memblok kanal dan menciptakan aliran pasang surut alami. Hasilnya, pertumbuhan mangrove terjadi secara alami.

"Rehabilitasi mangrove bukan soal menanam, tetapi bagaimana kita mengembalikan fungsi hidrologi kawasan dan bagaimana kita bisa membaca faktor-faktor gangguannya dan fokus ke mengatasi faktor gangguannya," ucapnya.

Di sisi lain, hilangnya ekosistem mangrove juga berdampak pada erosi di pantai dan penurunan muka tanah (land subsidence). Rehabilitasi mangrove di Kabupaten Demak terhambat penurunan muka tanah akibat praktik pertambakan sejak masa kolonial Belanda.

"Makanya kalau sistem mangrove di Jawa, terutama di pantai utara Jawa, di Demak misalnya, itu (tahun) 1890 sudah ada tambak di sana. Ketika mangrovenya hilang, memori ekonomi dari sistemnya itu sulit untuk kembali," ujar Yusran.

Untuk rehabilitasi mangrove di Kabupaten Demak, kata dia, lebih sulit daripada di daerah-daerah lain seperti Kabupaten Sorong, yang memori ekonomi masyarakatnya atas sistem pemanfaatan ekosistem itu masih baik.

Baca juga: Nilai Mangrove Capai 885.000 Dollar AS per Hektar, Konversi Jadi Tambak Harus Hati hati

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau