KOMPAS.com - Sebuah studi baru dari University of Bath menunjukkan bahwa meskipun para orang tua sangat mengkhawatirkan krisis iklim dan masa depan anak-anak mereka, banyak yang kesulitan untuk menjalani gaya hidup rendah karbon.
Tekanan waktu, kurangnya pilihan yang terjangkau, dan hambatan struktural menyebabkan kepedulian ini jarang diterjemahkan menjadi tindakan nyata.
Para peneliti mengatakan bahwa orang tua tetap menjadi kelompok yang krusial tetapi kurang diakui dalam kebijakan iklim. Padahal, mereka memiliki potensi besar untuk membentuk nilai-nilai lingkungan generasi berikutnya.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Population & Environment, meneliti bagaimana orang tua di Inggris yang memiliki anak di bawah usia 15 tahun memahami dan bertindak dalam isu perubahan iklim.
Baca juga: Paparan Polusi Udara saat Anak-Anak Berdampak Hingga Usia Remaja
Studi ini juga menilai apa yang disebut "kapabilitas karbon" orang tua yaitu kemampuan untuk membuat pilihan rendah karbon yang terinformasi dan efektif, serta memengaruhi orang lain.
Penelitian yang didasarkan pada survei terhadap 1.001 orang tua, 30 wawancara, dan dua kelompok diskusi ini kemudian menyimpulkan bahwa meskipun orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap masa depan anak-anak, mayoritas kesulitan untuk secara teratur mencontohkan gaya hidup rendah karbon di lingkungan rumah.
Melansir Phys, Jumat (26/9/2025) studi ini juga menemukan bahwa orang tua melaporkan penggunaan energi yang lebih tinggi, ketergantungan yang lebih besar pada mobil dan lebih banyak sampah plastik.
Orang tua juga mengungkapkan rasa bersalah atas dampak yang mereka timbulkan, tetapi mengatakan bahwa tekanan waktu, kenyamanan, dan kebutuhan anak-anak sering kali mengalahkan niat baik mereka.
Selain itu juga banyak orang tua ragu untuk mendiskusikan perubahan iklim dengan anak-anak mereka karena takut dapat menimbulkan kekhawatiran atau kecemasan. Namun, sebagian besar terbuka untuk belajar dan menginginkan panduan tentang cara melakukan percakapan tersebut.
Di sisi lain pendidikan iklim yang didapatkan anak-anak terkadang meningkatkan kesadaran dan tindakan dari pihak orang tua.
Baca juga: Anak-anak yang Lahir pada 2020 Akan Hadapi Cobaan Iklim yang Berat
"Orang tua adalah kelompok yang terlupakan dalam masyarakat meskipun memiliki pengalaman dan daya pengaruh yang luar biasa. Dengan perpaduan antara dukungan yang tepat dan perubahan struktural misalnya, transportasi umum yang lebih baik, produk ramah lingkungan yang harganya terjangkau, dan insentif untuk pola makan rendah karbon mereka berpotensi besar untuk menjadi contoh hidup rendah karbon yang kuat bagi generasi mendatang," ungkap Dr. Sam Hampton, Penulis utama dari University of Bath.
"Walaupun saat ini para orang tua belum secara rutin menjadi contoh gaya hidup rendah karbon, mereka memegang potensi besar untuk memengaruhi nilai-nilai dan tingkah laku anak-anak mereka. Ini berarti peran mereka sangat sentral bagi upaya penanganan iklim di masa depan," paparnya lagi.
Charlotte Howell, co-director dari Parents for Future menambahkan orang tua sangat merasakan betapa mendesaknya krisis iklim namun banyak yang terhambat batasan di luar kemampuan mereka.
Namun melalui dukungan pemerintah yang lebih besar dan kebijakan yang merangkul semua pihak, kita dapat mengubah kekhawatiran menjadi aksi nyata dan menciptakan dunia yang memang pantas didapatkan oleh anak-anak.
Baca juga: Perubahan Iklim Pangkas PDB Per Kapita Global Hingga 24 Persen pada 2100
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya