Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standar Baru Emisi Disepakati, Peluang Akhiri Kekacauan Perhitungan

Kompas.com - 21/10/2025, 13:25 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Sekelompok pemimpin global dari sektor industri, keuangan, dan energi telah membentuk koalisi bernama 'Carbon Measures'.

Tujuan mereka adalah untuk menciptakan sistem akuntansi karbon yang baku, dapat diterapkan di pasar, dan berlaku untuk semua produk dan industri.

Inisiatif ini bertujuan mengatasi ketidakseragaman yang terjadi dalam pelaporan emisi, sehingga memudahkan pemerintah, investor, dan perusahaan dalam membuat keputusan iklim berdasarkan data yang valid dan seragam.

Koalisi ini didirikan oleh sejumlah perusahaan besar dunia, yakni ADNOC, Air Liquide, Banco Santander, BASF, Bayer, CF Industries, EQT Corporation, ExxonMobil, EY, Global Infrastructure Partners milik BlackRock (GIP), Honeywell, Linde, Mitsubishi Heavy Industries, Mitsui & Co., Mitsui O.S.K. Lines, NextEra Energy, Nucor, Port of Rotterdam, dan Vale.

Beberapa anggota lain juga diperkirakan akan menyusul bergabung dalam beberapa bulan ke depan.

Melansir ESG News, Senin (20/10/2025), koalisi ini menyatakan tujuannya adalah menerapkan standar akurasi akuntansi finansial pada pengelolaan karbon.

Baca juga: Perpres Baru Akui Semua Skema Karbon, Akhiri Tumpang Tindih Proyek Hijau

Hal tersebut diwujudkan dengan membuat sistem pencatatan transparan yang bertujuan mengeliminasi penghitungan emisi berulang, mengisi celah data, serta memastikan data dapat dibandingkan.

Carbon Measures berharap langkah ini akan membuat pasar mampu menetapkan nilai emisi secara lebih tepat dan mendorong laju investasi dalam teknologi rendah karbon.

Fokus utama koalisi Carbon Measures terdiri dari dua aspek. Pertama, merumuskan cara perhitungan karbon yang berlaku universal. Kedua, menetapkan standar intensitas karbon untuk produk-produk industri dasar seperti listrik, bahan bakar, baja, beton, dan kimia.

Produk-produk ini dianggap penting karena mereka adalah fondasi rantai pasokan global dan menghasilkan mayoritas emisi dari sektor industri.

Kerangka kerja baru ini akan menghadirkan metode yang akurat dan dapat diverifikasi dalam mengukur data emisi pada level produk, yang bertujuan untuk menjadi rujukan bagi investor dan badan pengatur.

Selain itu, sistem ini juga berupaya menciptakan iklim persaingan sehat, yaitu dengan memberikan imbalan kepada perusahaan yang berinvestasi pada teknologi rendah karbon, sekaligus memungkinkan pemerintah dan konsumen mengevaluasi kinerja emisi secara transparan.

"Perhitungan emisi karbon yang jujur dan terperinci sejak dari sumbernya merupakan fondasi utama bagi upaya penanganan iklim yang efektif'," kata Ana Botin, Ketua Eksekutif Banco Santander.

"Melalui inisiatif ini, kita menciptakan metode yang terpercaya dan seragam untuk mengukur intensitas karbon di seluruh tahap rantai pasok, sehingga standar ini dapat mempercepat proses transisi menuju ekonomi hijau," lanjutnya.

Amy Brachio, CEO Carbon Measures menambahkan dalam sebuah pernyataan, selama beberapa dekade bisnis telah berjuang dengan sistem yang terlalu bergantung pada estimasi dan komitmen sukarela.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau