Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai

Kompas.com - 22/10/2025, 15:39 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjurian untuk ajang perdana Asia ESG Positive Impact Awards (PIA) 2025 telah resmi berakhir pada 14 Oktober.

Sebanyak 54 pemenang emas dari tiga ajang, yakni ESG Positive Impact Awards (Malaysia) oleh Star Media Group (SMG), ESG Edge Impact Awards (Filipina) oleh Philippine Daily Inquirer, dan Lestari Awards (Indonesia) oleh KG Media, telah mempresentasikan inisiatif mereka di hadapan panel juri internasional.

Pada tahap regional ini, para pemimpin industri menampilkan komitmen terhadap keberlanjutan melalui ketahanan iklim, praktik bisnis beretika, kesetaraan sosial, serta tanggung jawab korporasi, sembari mendorong transformasi bermakna di industri dan komunitas masing-masing.

Baca juga: Riset DBS Sebut AI dan Sustainability Bisa Optimalkan Biaya Modal Perusahaan

Ketua juri dari Indonesia, Ummu Azizah Mukarnawati, yang juga merupakan salah satu pendiri dan Direktur Program PT Gagas Inspirasi Nusantara, menyampaikan bahwa banyak organisasi saat ini sering membicarakan ESG seolah-olah itu adalah segalanya, padahal tujuan keberlanjutan yang sesungguhnya lebih utama.

“ESG hanyalah salah satu kerangka untuk mencapai tujuan keberlanjutan, bersama tanggung jawab sosial perusahaan dan pembangunan berkelanjutan. Selama proses penjurian, kami menemukan masih ada penyederhanaan istilah terkait ESG dan keberlanjutan, termasuk pemahaman tentang DEI dan kesetaraan yang merupakan dasar dari filosofi keberlanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/10/2025).

Meski demikian, Ummu menilai organisasi kini semakin sadar dan mulai mengambil langkah konkret dalam menerapkan ESG di dalam kerangka keberlanjutan.

Sementara itu, Ketua Juri dari Filipina sekaligus Ketua Institute of Corporate Directors, Pete Maniego, menekankan bahwa faktor keuangan merupakan pendorong utama penerapan keberlanjutan.

“Dengan pertumbuhan pesat pembiayaan hijau dan dorongan terhadap ASEAN Taxonomy, distribusi modal berkelanjutan mulai terstruktur dengan baik,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perusahaan besar yang mempercepat upaya pengelolaan risiko iklim, dekarbonisasi, dan manajemen limbah umumnya terdorong oleh tuntutan rantai pasok global. Namun, masih terdapat tantangan besar berupa kualitas data dan kurangnya standarisasi, yang menghambat investor dan menyulitkan perusahaan kecil.

“Program yang terukur dalam aspek sosial—seperti hak pekerja dan upah layak—serta kepatuhan ESG di rantai pasok UMKM masih tertinggal dibandingkan dengan aspek lingkungan,” lanjutnya.

Ketua juri dari Malaysia, Edison Choong, yang menjabat sebagai Wakil Direktur Perencanaan Strategis sekaligus Deputi Kepala Keberlanjutan di Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE), mengatakan bahwa penerapan ESG terus berkembang seiring organisasi bergerak melampaui kepatuhan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan berorientasi manusia.

Baca juga: Survei di 44 Negara: Milenial dan Gen Z Tak Cuma Peduli Gaji, tetapi Juga Sustainability

“Yang muncul sekarang adalah pandangan yang lebih luas dan mendalam tentang dampak — tidak hanya hasil yang dapat diukur, tetapi juga nilai-nilai tak berwujud seperti integritas dan tujuan. Namun, tantangan terbesar di tingkat regional adalah menyelaraskan kemajuan yang beragam antarnegara,” katanya.

Upacara puncak Asia ESG Positive Impact Awards 2025 akan diselenggarakan pada 6 November 2025 di Sunway Resort Hotel, diselenggarakan oleh Star Media Group dengan Sime Darby Property Berhad sebagai Urban Biodiversity Partner.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau