KOMPAS.com - Di era digital saat ini, proses mengenal seseorang sebelum resmi berpacaran tidak lagi sesederhana dulu.
Istilah baru seperti situationship, ghosting, dan talking stage mulai populer digunakan, terutama di kalangan generasi muda.
Salah satu istilah yang paling banyak dibicarakan adalah talking stage, fase yang sering muncul saat proses PDKT (pendekatan), namun seringkali menimbulkan kebingungan emosional.
Simak penjelasan apa itu talking stage dan tips agar proses pendekatan tidak terjebak di talking stage, dikutip dari laman Women's Health dan Cosmopolitan.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Meresmikan Hubungan Setelah PDKT?
Talking stage adalah tahap awal dalam hubungan romantis di mana dua orang saling berkomunikasi secara intens, tetapi belum memiliki komitmen resmi.
Biasanya terjadi setelah seseorang mulai tertarik pada orang lain dan mulai menjalin obrolan secara konsisten, baik lewat pesan, panggilan, atau pertemuan langsung.
Secara teknis, talking stage adalah bagian dari PDKT, tetapi tidak semua PDKT berakhir sukses melewati fase ini. Banyak orang justru terjebak di dalamnya.
Baca juga: Catat, 3 Tahap PDKT di Aplikasi Kencan
PDKT pada umumnya memiliki struktur yang lebih jelas, seseorang menunjukkan ketertarikan, melakukan pendekatan, lalu menyatakan perasaan. Jika diterima, hubungan pun dimulai.
Namun dalam talking stage, batas antara "teman biasa" dan "calon pasangan" menjadi kabur. Komunikasi intens tidak selalu berarti niat untuk menjalin hubungan serius.
Fase ini bisa terasa nyaman karena ada kedekatan emosional, tetapi juga melelahkan karena tidak ada kepastian arah hubungan.
Baca juga: PDKT ala Gen Z, Lebih Suka Langsung Ketemuan atau Lewat Chat?
Berdasarkan pembahasan dari Cosmopolitan dan Women’s Health UK, beberapa risiko utama dari talking stage antara lain: