Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com – Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) merupakan salah satu cara untuk memasuki perguruan tinggi negeri (PTN).
Lantaran PTN masih menjadi favorit kebanyakan calon mahasiswa, mereka berlomba-lomba belajar agar lolos UTBK. Namun, tidak semua kerja keras membuahkan hasil.
Tentu akan ada yang gagal UTBK, sehingga mereka terpaksa mengambil gap year, seleksi lewat jalur mandiri, atau mendaftar ke perguruan tinggi swasta (PTS).
Baca juga: Tak Cuma Anak, Orangtua Juga Harus Belajar Regulasi Emosi
Di momen ini orangtua mungkin merasa kecewa hingga marah. Namun jangan lupa, anak juga mersakan kekecewaan yang sama, bahkan merasa gagal dan tak bisa membuat bangga orangtua.
Daripada memarahi anak dan membuat perasaan anak semakin buruk serta "membunuh" semangatnya, penting bagi orangtua untuk tetap mendukung anak jika gagal UTBK.
Lantas, bagaimana cara orangtua mendukung anak yang gagal UTBK?
Psikolog anak di Mykidz Clinic Gloria Siagian, M.Psi. mengatakan, orangtua perlu mengapresiasi usaha dan kerja keras sang buah hati.
“Orangtua bisa bilang bahwa mereka sangat kagum, sangat bangga, karena anak sudah menunjukkan usaha yang begitu kuat. Anak sudah berusaha untk mencapai apa yang diinginkan,” ujar dia kepada Kompas.com, Minggu (1/6/2025).
Menurut psikolog yang akrab disapa Anggi ini, apresiasi orangtua dapat memberi pemahaman bahwa ada hal-hal yang di luar kontrol mereka, meskipun sudah bekerja keras.
Meski hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan, setidaknya anak sudah berusaha keras. Ketika usahanya diapresiasi oleh orangtua, anak tidak akan merasa sebagai kegagalan.
“Orangtua bisa juga ngomongin soal bahwa selalu ada takdir, bahwa itu pun berperan. Tapi, bukan berarti segala usaha dan kerja keras anak menjadi tidak ada artinya,” kata Anggi.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah menyemangati anak. Sebab, dengan jerih payahnya, mereka berhasil mengikuti UTBK walaupun tidak lolos.
“Kasih tahu bahwa tidak masuk PTN bukan akhir dari segalanya, bahwa mereka tidak bisa mencapai cita-cita mereka, ya tidak juga. Anak bisa mencapai cita-citanya dengan cara yang lain, dengan cara yang berbeda,” tutur Anggi.
Baca juga: Anak Telanjur Terpengaruh Konten Berbahaya di Media Sosial, Orangtua Harus Apa?
Kebanyakan anak yang kecewa karena tidak lolos UTBK adalah mereka yang mengira bahwa masuk PTN bakal menjamin kehidupan yang laik di masa depan.
Menurut Anggi, orangtua harus memperluas pengetahuan anak tentang kehidupan setelah perkuliahan.
Kehidupan yang laik bisa diperoleh berdasarkan banyak faktor, termasuk perjuangan mereka sepanjang kuliah agar selalu menyelesaikan tugas apapun tepat waktu.
“Kemudian mengikuti kegiatan-kegiatan, membangun jejaring, dan segala macam. Itu yang nanti menuntun anak bisa menjadi sukses dalam pekerjaan atau tidak. Buka cakrawala anak bahwa ada banyak jalan menuju Roma,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.