KOMPAS.com - Pada Hari Raya Idul Adha, masyarakat cenderung mengonsumsi daging kurban, biasanya daging sapi dan daging kambing, dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
Akibatnya, muncul kekhawatiran soal kolesterol tinggi akibat menyantap daging kurban. Namun, menurut ahli gizi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat.
Baca juga:
Ketua DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Bidang Ilmiah, Dr. Marudut Sitompul, MPS, mengatakan, konsumsi daging kurban tidak serta-merta menyebabkan lonjakan kolesterol dalam tubuh.
Pasalnya, sekitar 75 persen kolesterol justru diproduksi secara alami oleh tubuh, sedangkan kontribusi makanan hanya sekitar 25 persen.
“Pembentukan kolesterol itu kan sebenarnya harusnya kan di dalam tubuh. Dari makanan itu kontribusinya untuk pembentukan kolesterol itu hanya 25 persen,” ujar Dr. Marudut saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/6/2025).
Baca juga: Cara Menurunkan Kolesterol secara Alami, Menurut Dokter
Ia menambahkan, faktor yang lebih menentukan naiknya kolesterol justru berasal dari pola makan yang berlebihan dan tidak seimbang dalam jangka waktu lama.
“Asupan kalorinya yang terlalu tinggi terus-menerus itu, misalnya, membentuk kolesterol,” katanya.
Dr. Marudut menyampaikan, kolesterol tinggi kerap tidak menunjukkan gejala spesifik.
Banyak orang baru menyadari kadar kolesterolnya tinggi setelah mengalami keluhan, padahal sebelumnya sudah memiliki riwayat.
“Orang kadang-kadang kok tiba-tiba pusing, memang sebelumnya dia kolesterolnya udah tinggi,” kata Dr. Marudut.
“Sebenarnya ya bagaimana mengatasinya supaya tidak makan berlebih? Ya sadar diri, sebenarnya itu aja,” imbuhnya.
Baca juga: Resep Bubur Saripati Daging, Menu MPASI Bergizi Bayi Usia 6 Bulan
View this post on Instagram