JAKARTA, KOMPAS.com – Untuk Kleting Titis Wigati, bertahan selama lebih dari 10 tahun di dunia fesyen Indonesia bukanlah hal mudah.
Baginya dunia fesyen tak hanya soal busana, tapi juga perjuangan serta perjuangan seorang desainer menjaga idealisme dan eksistensi karyanya.
Baca juga:
Founder label KLÉ ini menuturkan, perjalanannya di industri fesyen Tanah Air tidaklah mudah. Ia memulai usahanya dari nol hingga berkesempatan untuk memamerkan karyanya di Jakarta Fashion Week (JFW) pada tahun 2009 lalu.
“Dari awal aku berkarir dan buat brand KLE di tahun 2009 sampai sekarang itu bisa dibilang berdarah-darah, tapi ada semangat dan passion yang membara juga,” jelas Kleting dalam acara POND’S Age Miracle & JFW Hadirkan “The Revival of Miracles” di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).
Desainer 44 tahun itu bercerita, pada masa awal membangun labelnya, ia banyak menghadapi keterbatasan dan tantangan, baik dari sisi bisnis maupun kreativitas.
Namun, semangat untuk terus berkarya menjadi bahan bakar utama yang membuatnya tetap teguh di jalannya.
Ia mengenang periode antara 2009 hingga 2019 sebagai masa kejayaan KLÉ. Labelnya banyak tampil di berbagai ajang mode nasional, dikenal berkat karakter desain yang kuat dan identitas yang konsisten.
Salah satu busana dari brand KLE karya Kleting Titis Wigati.Meski tengah berada di puncak karier, Kleting mengaku sempat dilanda rasa bosan.
“Di masa berjayanya kami di tahun 2009 sampai 2019 itu ada rasa bosan, terkadang saya juga harus menantang diri sendiri supaya tidak stuck di situ saja,” tuturnya.
Tak memberhentikan lini fesyennya, Kleting justri menghadapi rasa bosan tersebut dengan menantang dirinya. Ia kemudian mencari sumber inspirasi baru di luar dunia mode.
“Akhirnya saya berusaha untuk terus cari inspirasi baru yang bukan cuma dari buku fashion, tapi juga dari isu politik atau apa pun yang sedang tren,” katanya.
Bagi Kleting, menjaga konsistensi dan kreativitas adalah kunci yang mempertahankan karirnya sejauh ini.
“Konsistensi untuk berkarya itu hal yang harus benar-benar dijaga selain dari kreativitas, tren, dan keseruannya. Bagaimana melihat peluang baru dan memperjuangkannya,” tambah dia.
Baca juga:
Salah satu busana dari brand KLE karya Kleting Titis Wigati.Tak ada perjalanan mulus tanpa jatuh bangun. Kleting tak menutupi bahwa dirinya juga pernah mengalami masa-masa sulit secara finansial.
“Tentu aku harus mikir bagaimana brand ini harus tetap eksis, lalu bagaimana menjaga keuangannya karena rugi pasti pernah dialami. Bohong rasanya kalau aku bilang enggak pernah rugi,” ungkap Kleting.
Momen terberat datang ketika pandemi Covid-19 melanda pada tahun2020. Saat itu, KLÉ baru saja menjajal momentum bagus dengan berbagai pop-up store yang ramai pengunjung.
“Padahal pada saat itu sedang banyak pop up yang kami gelar dan lagi bagus sekali penjualannya,” ucapnya.
Namun, lockdown membuat Kleting dan tim harus berhenti sejenak, serta memikirkan strategi ke depannya.