KOMPAS.com - Raisa menggugat cerai Hamish Daud melalui sistem e-court pada Rabu (22/10/2025). Pasangan ini sudah membina rumah tangga selama delapan tahun, bahkan dikenal sebagai pasangan panutan yang selalu tampil harmonis di berbagai kesempatan.
Namun, keputusan mereka untuk berpisah seolah mengingatkan bahwa tak ada hubungan yang benar-benar sempurna, bahkan bagi pasangan yang tampak harmonis di mata publik.
Baca juga:
Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog menilai, perceraian seharusnya tidak selalu dipandang sebagai bentuk kegagalan dalam membangun hubungan.
“Sebagai profesional, aku tidak pernah memandang perceraian sebagai kegagalan. Di sisi lain, bukan berarti aku mempromosikannya sebagai solusi untuk setiap masalah dalam hubungan,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).
Ia menjelaskan, perceraian bukanlah solusi instan, melainkan hasil dari proses panjang yang penuh pertimbangan dari kedua belah pihak.
“Perceraian ini bukan solusi tunggal yang instan, bukan juga sebuah kegagalan. Tapi kita perlu lihat apakah hubungan ini masih aman dan sehat untuk keduanya,” lanjutnya.
Menurut Winona, hal terpenting dalam menjalin hubungan adalah memastikan kedua pihak berada dalam kondisi yang aman dan sehat, baik secara fisik maupun mental.
“Aku yakin bahwa orang yang memutuskan membangun hubungan, menikah secara sadar, tentu tidak ingin menjalin hubungan hanya untuk bercerai. Pasti ingin hubungan yang mendukung satu sama lain,” ujarnya.
Baca juga:
Berkaca dari perceraian Raisa dan Hamish Daud, psikolog menuturkan bahwa perceraian bukanlah kegagalan. Simak penjelasannya.Dalam setiap hubungan, perbedaan dan konflik merupakan hal yang wajar terjadi, apalagi setiap orang dalam hubungan berasal dari latar belakang yang berbeda.
Namun, ada kalanya masalah yang dihadapi terus berulang tanpa solusi, bahkan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental.
“Dalam beberapa kasus, kalau upaya perbaikan sudah banyak ditempuh, ternyata tidak kunjung membaik dan justru merusak mental diri sendiri, pasangan, dan kesehatan dalam relasi maka melepaskan bisa jadi opsi,” jelas Winona.
Ia menegaskan, melepaskan hubungan bukan berarti menyerah, melainkan bentuk keberanian seseorang untuk menjaga dirinya dan pasangannya dari situasi yang lebih buruk.
“Melepaskan hubungan bisa jadi keberanian seseorang untuk menjaga dirinya dan pasangannya dari situasi yang lebih buruk,” tambahnya.