Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Alergi makanan merupakan salah satu kondisi yang sering dialami anak-anak di Indonesia.
Tak jarang, orangtua menjadi khawatir ketika buah hatinya menunjukkan gejala alergi setelah mencoba makanan baru.
Dokter Spesialis Anak dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A menjelaskan, mengenalkan makanan dengan cara yang tepat sejak dini dapat membantu menurunkan risiko alergi pada anak.
Baca juga: Alergi Susu Sapi Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Ungkap Sebabnya
“Untuk anak Indonesia itu seringnya alergi pada makanan telur, ayam, dan kacang. Tapi untuk jenis kacangnya bukan seperti kacang tanah, biasanya alergi pada almond, pistachio,” kata Rizky dalam Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).
Selain itu, beberapa anak juga mengalami alergi terhadap seafood, seperti udang, cumi, atau ikan laut tertentu.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali dan memahami pola alergi anak sedini mungkin.
Menurut Rizky, salah satu kesalahan umum orangtua dalam memperkenalkan makanan adalah terlalu membatasi jenis bahan makanan saat anak mulai memasuki masa MPASI (makanan pendamping ASI) pada usia enam bulan.
“Untuk mengantisipasi alergi makanan pada anak, ketika usianya sudah masuk MPASI yaitu 6 bulan, sebaiknya jangan batasi jenis makanan yang anak konsumsi,” ujarnya.
Orangtua justru disarankan memberikan beragam jenis makanan secara bertahap, termasuk makanan yang berpotensi memicu alergi seperti telur atau ikan.
“Segera kasih coba anak untuk menurunkan risiko alergi terhadap bahan tersebut. Semakin dini dikenalkan, maka semakin orangtua paham apa yang memicu alergi anak,” tambahnya.
Dengan cara ini, tubuh anak akan belajar mengenali berbagai jenis makanan, sekaligus membantu membangun toleransi terhadap zat pemicu alergi.
Baca juga: Beda Reaksi Alergi Ringan dan Berat pada Anak Menurut Dokter, Orangtua Wajib Tahu
Langkah berikutnya adalah memberikan makanan baru, sedikit demi sedikit sambil memperhatikan reaksi tubuh anak.
“Coba berikan makanan tersebut sedikit-sedikit, kemudian perhatikan juga reaksi di tubuh anak setelah mengonsumsinya,” katanya.
Jika setelah makan anak menunjukkan gejala seperti ruam kemerahan, bentol, atau pembengkakan di area wajah dan mata, hal itu bisa menjadi tanda reaksi alergi ringan.
Sebaliknya, apabila anak mengalami sesak napas, pembengkakan hebat, atau wajah tampak membiru, itu bisa menandakan reaksi alergi berat (anafilaksis) yang membutuhkan penanganan medis segera.