Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gaji Pas-pasan Terimpit Beratnya Ongkos Transportasi Harian

Kompas.com - 07/08/2025, 08:42 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ongkos transportasi menjadi beban biaya yang mencekik bagi pekerja bergaji pas-pasan. Meski transportasi umum di wilayah Jabodetabek semakin berkembang dan terintegrasi, total biaya yang harus dikeluarkan sejumlah pekerja tetap terasa mahal.

Contohnya Intan (29), seorang pekerja yang tinggal di Tapos, Kota Depok. Ia menghabiskan sekitar Rp 83.000 setiap kali harus masuk ke kantornya di Jakarta dan kembali ke rumah.

Biaya itu mencakup ongkos LRT rute Harjamukti–Dukuh Atas sebesar Rp 40.000 untuk pulang-pergi (PP), ditambah ongkos ojek online (ojol).

Baca juga: Beratnya Ongkos Transportasi di Jabodetabek, Warga: Hampir Sejuta Cuma Buat ke Kantor

“Terus naik ojek online (ojol) ke Patal Senayan juga sekitar Rp 40.000 pp. Pulangnya kadang dijemput, kalo enggak naik busway dari Harjamukti Rp 3.000,” tutur Intan kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025).

Jika dikalikan 20 hari kerja dalam sebulan, Intan membutuhkan Rp 1.660.000 hanya untuk ongkos transportasi.

Hal serupa dialami Dira (22), warga Cimanggis, Depok, yang bekerja di wilayah Ancol, Jakarta Utara. Ia menghabiskan sekitar Rp 1,4 juta untuk ongkos PP sebulan.

“Total ongkos pulang dan pergi dalam sehari tuh sekitar Rp 62.000, itu termasuk naik ojek online dua kali,” kata Dira kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Dira mengungkapkan, jumlah tersebut sudah mencakup ongkos ojol dari rumah ke stasiun, KRL Commuter Line, serta mobil kancil.

“Ongkos sehari segitu udah minimal sebenarnya, kayak patokan paling aman,” ungkap Dira.

Sementara itu, Fabian (30), warga Bogor, Jawa Barat,juga merasakan tingginya ongkos harian untuk bekerja di Jakarta. Ia menghabiskan sekitar Rp 46.000 per hari.

Baca juga: Ongkos First Mile-Last Mile Jadi Beban Terbesar Pekerja Komuter Jabodetabek

“Biasanya parkir motor Rp 5.000, KRL pp Rp 10.000, sama ojol pp Rp 31.000,” terang Fabian.

Beruntung, pekerjaannya memungkinkan ia tidak harus ke kantor setiap hari karena menerapkan sistem kerja fleksibel atau work from anywhere (WFA).

Paling mahal untuk naik ojol

Dira menyebut ongkos ojol menjadi komponen paling mahal dalam perjalanannya ke kantor. Ongkos ojol dari rumah ke stasiun atau sebaliknya yang harus ia keluarkan sekitar Rp 40.000.

Jumlah tersebut sudah terasa ideal, mengingat kondisi lalu lintas dan insiden yang tidak dapat ditebak.

“Kan kalau di aplikasi ojol ada high fare gitu ya, nah itu kalo lagi macet dikit bisa Rp 17.000-25.000 buat jarak rumah ke stasiun,” ujar Dira.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau