DEPOK, KOMPAS.com - Ongkos transportasi menjadi beban biaya yang mencekik bagi pekerja bergaji pas-pasan. Meski transportasi umum di wilayah Jabodetabek semakin berkembang dan terintegrasi, total biaya yang harus dikeluarkan sejumlah pekerja tetap terasa mahal.
Contohnya Intan (29), seorang pekerja yang tinggal di Tapos, Kota Depok. Ia menghabiskan sekitar Rp 83.000 setiap kali harus masuk ke kantornya di Jakarta dan kembali ke rumah.
Biaya itu mencakup ongkos LRT rute Harjamukti–Dukuh Atas sebesar Rp 40.000 untuk pulang-pergi (PP), ditambah ongkos ojek online (ojol).
Baca juga: Beratnya Ongkos Transportasi di Jabodetabek, Warga: Hampir Sejuta Cuma Buat ke Kantor
“Terus naik ojek online (ojol) ke Patal Senayan juga sekitar Rp 40.000 pp. Pulangnya kadang dijemput, kalo enggak naik busway dari Harjamukti Rp 3.000,” tutur Intan kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025).
Jika dikalikan 20 hari kerja dalam sebulan, Intan membutuhkan Rp 1.660.000 hanya untuk ongkos transportasi.
Hal serupa dialami Dira (22), warga Cimanggis, Depok, yang bekerja di wilayah Ancol, Jakarta Utara. Ia menghabiskan sekitar Rp 1,4 juta untuk ongkos PP sebulan.
“Total ongkos pulang dan pergi dalam sehari tuh sekitar Rp 62.000, itu termasuk naik ojek online dua kali,” kata Dira kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Dira mengungkapkan, jumlah tersebut sudah mencakup ongkos ojol dari rumah ke stasiun, KRL Commuter Line, serta mobil kancil.
“Ongkos sehari segitu udah minimal sebenarnya, kayak patokan paling aman,” ungkap Dira.
Sementara itu, Fabian (30), warga Bogor, Jawa Barat,juga merasakan tingginya ongkos harian untuk bekerja di Jakarta. Ia menghabiskan sekitar Rp 46.000 per hari.
Baca juga: Ongkos First Mile-Last Mile Jadi Beban Terbesar Pekerja Komuter Jabodetabek
“Biasanya parkir motor Rp 5.000, KRL pp Rp 10.000, sama ojol pp Rp 31.000,” terang Fabian.
Beruntung, pekerjaannya memungkinkan ia tidak harus ke kantor setiap hari karena menerapkan sistem kerja fleksibel atau work from anywhere (WFA).
Dira menyebut ongkos ojol menjadi komponen paling mahal dalam perjalanannya ke kantor. Ongkos ojol dari rumah ke stasiun atau sebaliknya yang harus ia keluarkan sekitar Rp 40.000.
Jumlah tersebut sudah terasa ideal, mengingat kondisi lalu lintas dan insiden yang tidak dapat ditebak.
“Kan kalau di aplikasi ojol ada high fare gitu ya, nah itu kalo lagi macet dikit bisa Rp 17.000-25.000 buat jarak rumah ke stasiun,” ujar Dira.