Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Soal Tunjangan DPR Naik: Semua Anggaran Dibuka, Biar Tahu Dipakai ke Mana Aja

Kompas.com - 20/08/2025, 18:36 WIB
Ruby Rachmadina,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, menanggapi wacana kenaikan tunjangan anggota DPR yang belakangan ramai dibicarakan publik.

Ahok meminta semua anggaran anggota DPR dibuka agar publik mengetahui.

"Kalau saya anggota dewan, mau gaji Rp 1 miliar sebulan saya oke. Tapi kamu buka dong anggaran kamu semua. Kementerian semua anggaran dibuka dong. Biar kita tahu setiap sen pajak yang kita bayar dipakai ke mana saja," kata Ahok usai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Rabu (20/8/2025).

Baca juga: Anggota DPR Dulu Terima Gaji Rp 58 Juta Per Bulan, Kini Rp 69 Juta, Berterima Kasih ke Menkeu

Menurut Ahok, setiap orang berhak mendapat bayaran tinggi, asalkan bekerja secara profesional.

Dengan gaji yang sudah tinggi, seharusnya anggota dewan bisa menjalankan fungsi utamanya, sebagai pengawas penggunaan anggaran pajak rakyat.

“Nah sekarang kan lu gak mau buka. Kamu kalau digaji mahal gak apa-apa, tapi lu buka kasih tau saya. Sekarang kamu tau gak pemerintah pakai duit berapa? Ya artinya gak lakukan tugasnya dong,” ujarnya.

Sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ahok juga tak segan melontarkan kritik terhadap partainya sendiri.

Ia menilai anggota parlemen, termasuk dari PDIP, perlu lebih aktif bersuara dan transparan dalam menjalankan fungsi pengawasan.

“Termasuk PDI Perjuangan, saya sampaikan sebagai Ketua, kita autokritik kepada PDI Perjuangan. Anda ini anggota parlementer, parle itu ngomong. Kenapa anda semua diem tidak ngomong? Anda mesti ngomong dong anggota dewan,” tegasnya.

Baca juga: Pimpinan DPR Ungkap Gaji 15 Tahun Tak Naik, Singgung Kondisi Ekonomi

Lebih jauh, Ahok menyebut transparansi adalah kunci utama agar wacana kenaikan gaji DPR tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.

Ia bahkan menilai wajar jika menteri atau pejabat tinggi negara digaji besar, asalkan tidak lagi menikmati berbagai tunjangan yang membebani APBN.

“Kalau menteri mau digaji Rp 16 miliar setahun juga boleh, tapi jangan ada tunjangan rumah. Kadang-kadang justru tunjangan rumah itu lebih besar dari gajinya. Itu yang harus dibongkar dan dibuka ke publik,” kata Ahok.

Penjelasan DPR

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Adies Kadir menyampaikan, para anggota DPR biasa menerima gaji dan tunjangan dengan total mencapai Rp 58 juta per bulannya di masa lalu.

Kini, kata dia, para wakil rakyat itu bisa mendapatkan Rp 69 juta atau Rp 70 juta.

“Kalau dulu gaji kawan-kawan itu terima total bersihnya sekitar Rp 58 (juta), mungkin dengan kenaikan, gaji tidak naik ya, saya tegas sekali, gaji tidak naik. Tunjangan makan disesuaikan dengan indeks saat ini, mungkin terima hampir Rp 69 sampai 70 (jutaan)," ujar Adies, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Gaji Wakil Rakyat Disorot, Sekjen DPR Bicara Efisiensi Anggaran

Halaman:


Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau