Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Ungkap Alasan Tetap Beri Uang Saku meski Anak Terima MBG

Kompas.com - 13/10/2025, 16:37 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua siswa SMP Negeri 61 Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat mengaku tetap memberikan uang saku kepada anak-anak mereka, meskipun sekolah sudah menyalurkan makan bergizi gratis (MBG) setiap hari.

Alasannya, anak-anak belum tentu menyukai seluruh menu yang disediakan, terutama sayur dan ikan.

“Saya tetap kasih uang saku, biasanya Rp5.000 per hari. Soalnya kalau menu MBG-nya sayur atau ikan, anak saya suka sisain,” ujar Rudi (45), orang tua siswa kelas VIII, saat ditemui Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Baca juga: Setahun Program MBG di SDN 07 Pulogebang, Berat Badan Siswa Naik dan Lebih Aktif Belajar

Rudi menilai program MBG sangat membantu keluarga dari sisi ekonomi karena anaknya mendapat makanan lengkap tanpa perlu menyiapkan sarapan di rumah.

Namun, ia juga memahami bahwa selera anak berbeda-beda terhadap menu MBG yang disajikan.

“Awalnya kan menunya unik, ada nasi, sayur, lauk, buah, susu. Tapi lama-lama ada juga yang diganti, kayak nasi diganti spaghetti,” kata Rudi.

“Nah, kalau burger atau spaghetti, anak saya doyan banget. Tapi kalau sayur atau ikan lele, biasanya disisihin,” lanjutnya.

Baca juga: Ada Kasus Keracunan MBG, Orangtua Pilih Bawakan Bekal untuk Anak ke Sekolah

Rudi sempat mencicipi makanan MBG yang dibawa pulang anaknya.

Dari situ, ia memahami mengapa anak-anak lebih menyukai menu modern ketimbang sayuran.

“Saya pernah coba, ternyata sayurnya hambar. Nggak ada rasanya, nggak asin, nggak manis juga. Jadi wajar kalau anak-anak nggak suka,” tuturnya.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi kualitas pengawasan makanan dari Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) Palmerah yang menyalurkan MBG ke sekolah.

“Saya nggak khawatir soal kebersihan, karena prosesnya diawasi. Tiap boks juga ada nama pengantar dan penerimanya, jadi jelas,” tambahnya.

Hal serupa disampaikan Aminah (42), orang tua siswa kelas VII. Ia tetap memberi anaknya uang jajan setiap hari, bukan karena tidak percaya dengan kualitas makanan MBG, tetapi untuk berjaga kalau anaknya tidak cocok dengan menu hari itu.

“Kadang anaknya bilang, ‘Bu, sayurnya nggak enak’, jadi tetap saya kasih uang saku Rp 10.000 biar bisa beli minum atau jajanan. Enggak tiap hari juga, tapi seringnya gitu,” ujarnya.

Baca juga: Saat MBG di Bogor Bikin Orangtua Tak Lagi Khawatir Bekal Anak

Aminah mengaku anaknya lebih semangat makan saat menu MBG berupa burger atau ayam goreng.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat