Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir M02 Cuma Dapat Rp 5.000 Sekali Narik: Saingan Kami JakLingko JAK41 yang Gratis

Kompas.com - 03/11/2025, 17:40 WIB
Febryan Kevin Candra Kurniawan,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Slamet (51), sopir angkot M02 (Kampung Melayu-Pulogadung), mengaku pernah hanya mendapat Rp 5.000 dari hasil sekali menarik penumpang dari Pulogadung hingga Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Hal tersebut terjadi sejak layanan JakLingko JAK41 beroperasi beberapa tahun terakhir dan jumlah armadanya terus bertambah.

"Saya pernah ngalamin saya sendiri ini, dari Pulogadung sampai Kampung Melayu, cuma dapat Rp 5.000, bayangin aja, satu kali jalan (Pulogadung-Kampung Melayu)," jelas Slamet saat ditemui di Pulogadung, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Layanan JakLingko JAK41 Masih Dihentikan, Sopir Angkot M02 Tuntut Perubahan Trayek

"Bawa pulang paling kalau lagi bagus paling Rp 50.000, kalau lagi bagus sih. Kalau jelek-jeleknya kadang-kadang malah tekor kita, nombok juga," sambungnya.

Slamet mengatakan, para sopir angkot M02 merasa kesulitan bersaing karena layanan JakLingko JAK41 digratiskan bagi masyarakat.

"Makanya kita kan lawannya sama mobil gratisan. Jadi kan enggak seimbang sama kita, gitu ya kan. Kalau dulu memang waktu awal-awal kita enggak protes karena tempat berhenti dan armada (JakLingko) sedikit," ungkapnya.

Ia menilai, persaingan baru bisa berlangsung adil apabila layanan JakLingko juga memberlakukan tarif bagi penumpangnya.

"Kalau sama-sama membayar kita berani bersaing lah, karena ini kan saingan kita enggak normal, satu gratis, satu membayar," jelasnya.

Hal senada disampaikan Erun (46), pengemudi M02 lainnya. Ia menilai rute yang sama antara M02 dan JAK41 menjadi salah satu penyebab utama penurunan pendapatan mereka.

Baca juga: Sopir Angkot M02 Keluhkan Pendapatan Menurun sejak JakLingko JAK41 Beroperasi

"Penyebab yaitu (rute sama) otomatis yak, istilahnya mereka gratis kita masih berbayar. Kalau setoran masih bisa dikit-dikit, tapi buat kita enggak ada," ungkapnya.

Erun berharap ada penyesuaian rute agar sopir M02 masih bisa mencari penumpang tanpa harus bersaing langsung di jalur yang sama.

"Pengalihan trayek lah jangan sama persis, biar kita bisa napas dikit. Kita juga enggak penghadangan juga ya. Kita cuma minta pengalihan (trayek) sedikit biar beda dengan JAK41, Kalau sama, ya gimana nanti kalah," ujar Erun.

Sebelumnya, Layanan JakLingko JAK41 (Pulogadung–Kampung Melayu) masih dihentikan sementara akibat adanya protes dari sopir angkot M02 (Kampung Melayu-Pulogadung).

Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (3/11/2025), sejumlah sopir angkot M02 dan pengemudi JakLingko JAK41 memarkirkan kendaraannya di sekitar Jalan Persahabatan Utara, Jalan Balai Pustaka Barat, dan Jalan Wisma Jaya, Pulogadung, Jakarta Timur.

Beberapa sopir angkot M02 tampak berkumpul sambil menempelkan poster berisi tuntutan di badan kendaraan mereka.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat