JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah kerumunan pencari kerja di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025), Sri (61) menggandeng tangan anaknya, Fauzi (31), dengan penuh kelembutan.
Sesekali ia menenangkan Fauzi yang tampak gelisah saat melihat tulisan “Job Fair Disabilitas” di spanduk acara.
Fauzi memang selalu ingin dianggap sama seperti orang lain dan tidak suka dikaitkan dengan label disabilitas.
“Fauzi-nya ini gamau kalau dibilang disabilitas, makanya ngamuk terus. Dia emosi karena ini tulisannya kan disabilitas, dia gamau, maunya itu lowongan kerja biasa,” kata Sri saat ditemui Kompas.com.
Baca juga: Rangga, Tunanetra yang Datang ke Job Fair untuk Cari Peluang di Dunia Musik
Meski menghadapi rasa cemas anaknya, Sri tetap sabar mendampingi Fauzi berkeliling dari satu stan perusahaan ke stan lainnya.
Ia berharap ada satu kesempatan kerja yang bisa cocok untuk Fauzi, yang selama ini kesulitan diterima di dunia kerja.
“Tadi kita juga udah coba semua booth yang ada di sini berderet nih, semua udah apply, cuman gatau nanti siapa yang nyangkut, karena kita kan coba semua aja siapa tahu nanti rezekinya di mana,” ujar Sri.
Ini merupakan kali pertama Sri mengikuti job fair inklusif.
Ia datang membawa seluruh berkas Fauzi, mulai dari ijazah, sertifikat, hingga curriculum vitae.
Fauzi sendiri merupakan lulusan sarjana komputer dan bersekolah di sekolah umum, bukan sekolah khusus bagi penyandang disabilitas.
“Ini juga kita baru pertama kali mengikuti Job Fair, karena dia ini (Fauzi) pinter, sarjana komputer, anaknya memang ada kemampuan di bidang komputer, SMA-nya juga SMA 54, SMA biasa,” ujar Sri.
Baca juga: Perjuangan Sri, Temani Anaknya Cari Kerja di Job Fair Disabilitas
Namun, tantangan terbesar bukan sekadar melamar kerja, melainkan menghadapi emosi Fauzi yang mudah tersulut saat wawancara.
“Waktu di Bekasi ngelamar-ngelamar dipanggil, tapi kitanya was-was karena emosinya gabisa terkontrol,” tuturnya lirih.
Meski sering menemui jalan buntu, Sri tak pernah menyerah.
Ia berharap perusahaan lebih terbuka menerima penyandang disabilitas, khususnya mereka yang masih mampu bekerja.