Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, Ini 7 Sinyal Bahaya Kondisi Keuangan Menurut Kemenkeu

Memahami tanda-tanda keuangan yang bermasalah akan membantu kita lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial dan mengelola penghasilan secara lebih sehat.

Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ada tujuh indikator yang perlu diwaspadai karena menunjukkan kondisi finansial seseorang sedang tidak baik. Apa saja?

Tanda bahaya kondisi finansial menurut Kemenkeu

1. Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar

Sulit membeli kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian bisa menjadi sinyal awal kondisi keuangan yang bermasalah. 

Saat berada di kondisi ini, artinya penghasilan yang dimiliki belum mencukupi kebutuhan hidup harian.

Ketika kebutuhan dasar saja sulit dipenuhi, maka pemenuhan kebutuhan lainnya, termasuk kebutuhan jangka panjang, akan semakin terhambat.

Contoh kondisi bahaya yakni uang untuk membeli makan sudah habis sebelum akhir bulan.

2. Utang terus menumpuk

Utang yang terus bertambah tanpa adanya kemampuan untuk melunasi dapat menjadi pertanda keuangan tidak sehat.

Jika sebagian besar penghasilan habis untuk membayar utang, maka dana untuk kebutuhan lain jadi terbatas. 

Kemenkeu menyarankan agar cicilan utang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan.

Contoh kondisi bahaya yang wajib diwaspadai yakni hanya mampu membayar minimum tagihan kartu kredit, sehingga bunga terus menumpuk.

3. Tidak memiliki dana darurat

Di tengah ketidakpastian ekonomi, dana darurat adalah penyelamat saat terjadi situasi tak terduga seperti PHK, kecelakaan, atau kebutuhan medis mendadak.

Tanpa dana darurat, seseorang bisa terpaksa berutang untuk menghadapi kondisi darurat.

Contoh kondisi yang perlu diwaspadai yaitu tidak memiliki tabungan saat terkena musibah seperti kebakaran atau kehilangan pekerjaan.

4. Pengeluaran lebih besar dari penghasilan

Jika setiap bulan pengeluaran lebih besar daripada penghasilan, berarti ada ketidakseimbangan antara gaya hidup dan kemampuan finansial.

Hal ini bisa menghambat upaya menabung dan menyiapkan dana masa depan. Sebaiknya segera evaluasi anggaran dan cari pos pengeluaran yang bisa ditekan.

5. Tidak mampu menyiapkan dana untuk tujuan masa depan

Setiap orang pasti punya tujuan finansial, seperti membeli rumah, mobil, atau dana pensiun. 

Namun jika penghasilan selalu habis tanpa sisa untuk ditabung, artinya perlu ada pembenahan dalam pengelolaan keuangan.

Tanpa perencanaan yang matang, seseorang bisa tergoda mengambil jalan pintas yang berisiko.

6. Penurunan kualitas hidup

Masalah keuangan biasanya berdampak langsung pada kualitas hidup. Saat sekadar makan di luar atau liburan terasa berat, bisa jadi kondisi finansial sedang tidak stabil.

7. Sering cemas soal uang

Kondisi finansial yang buruk juga bisa memengaruhi kesehatan mental. Rasa cemas saat saldo rekening menipis, atau ketakutan tidak bisa memenuhi kebutuhan di bulan berikutnya, adalah sinyal bahwa keuangan butuh perhatian serius.

Dengan mengenali tanda bahaya kesehatan finansial di atas, kita bisa lebih waspada dan segera mengambil langkah perbaikan. 

Kunci untuk membangun fondasi keuangan yang sehat adalah perencanaan matang, pengelolaan pengeluaran, dan kebiasaan finansial yang bijak.

https://money.kompas.com/read/2025/04/13/102700626/waspadai-ini-7-sinyal-bahaya-kondisi-keuangan-menurut-kemenkeu

Terkini Lainnya

Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Bagikan artikel ini melalui
Oke