Laba tersebut turun 87,34 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 925,5 miliar.
Dilansir dari laporan keuangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba tersebut disebabkan kerena GGRM mencatat pendapatan senilai Rp 44,36 miliar para paruh pertama 2025.
Angka itu turun 11,4 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 50,01 miliar.
Selain itu, beban pokok penjualan dan pendapatan juga turun menjadi Rp 40,5 triliun.
Dengan demikian, laba kotor GGRM yang dibukukan adalah Rp 3,7 triliun hingga Juni 2025.
Raihan itu turun dari Juni 2024 yang sebesar Rp 5,06 triliun.
Laba usaha Gudang Garam hingga semester pertama juga turun cukup dalam menjadi Rp 513,7 miliar dari Juni 2024 yang sebesar Rp 1,613 triliun.
Seiring dengan itu, pendapatan lainnya turun jadi Rp 148,7 miliar dari sebelumnya Rp 171,76 miliar.
Sementara itu, beban lainnya malah naik jadi Rp 2,3 miliar, dan perusahaan membukukan rugi kurs Rp 1,7 miliar dari sebelumnya mencatat laba Rp 39,3 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, jumlah aset GGRM juga menyusut jadi Rp 79,8 triliun pada semester I-2025 dibandingkan posisi aset akhir tahun 2024 sebesar Rp 84,9 triliun.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, GGRM ditutup pada level 8.825 atau melandai 4,59 persen setara 425 poin pada perdagangan yang berakhir Kamis (31/7/2025).
Adapun, kapitalisasi pasar GGRM saat ini mencapai Rp 16,98 triliun
Sejak awal tahun saham GGRM telah turun 33,51 persen dari posisi semula di level 13.275 per saham.
https://money.kompas.com/read/2025/08/01/085459926/laba-gudang-garam-ggrm-turun-8734-persen-per-semester-i-2025-ada-apa