Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Penjual Pakaian di Detos yang Omzetnya Menurun Drastis

Kompas.com - 03/07/2019, 07:37 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Omzet para penjual pakaian di pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos) menurun drastis. Imbas penurunan omzet tersebut, ada beberapa penjual pakaian yang harus gulung tikar.

“Tiga tahun belakangan mulai turun penjualan. Dulu sehari bisa (dapat omzet) jutaan. Sekarang paling banyak Rp 500.000, itu juga jarang,” ujar Yuli, salah satu penjaga toko hijab di Detos kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2019).

Bahkan, wanita yang telah bekerja sebagai penjaga toko selama 5 tahun itu mengaku pernah tak ada pembeli selama tiga hari berturut-turut.

Lesunya minat pembeli itu, menurut Yuli, membuat para penjual harus rela menutup tokonya. Sebab, biaya sewa toko tak sebanding dengan pendapatan yang mereka terima setiap bulannya.

“Untuk 1 toko ukuran 2x4 meter harganya Rp 25 juta per tahun. Tapi untuk toko yang ada di lantai dasar beda lagi harganya. Jadi harga toko itu tergantung posisinya,” kata Yuli.

Menurut Yuli, pengelola mal pernah berusaha untuk menarik pengunjung mendatangi Detos dengan menggelar event musik.

Namun, usaha itu pun tak berhasil menggenjot gairah pembeli untuk berbelanja pakaian di pusat perbelanjaan itu.

“Acaranya mah ramai, tapi yang beli mah tetep sepi. Paling 1 atau 2 orang saja,” kata Yuli.

Senada dengan Yuli, Ajeng yang juga penjaga toko busana wanita di Detos mengakui sepinya pembeli di mal tersebut.

Dia bercerita, semasa jayanya Detos kerap diserbu pembeli ketika awal bulan atau di akhir pekan. Namun, hal tersebut tak terjadi tiga tahun belakangan ini.

“Sekarang mah awal bulan juga biasa aja, tetap enggak rame. Paling ramenya kalau mau Lebaran, tapi tahun ini juga enggak serame dulu,” ucap Ajeng.

Menurut Ajeng, Detos kini bukan destinasi pilihan orang untuk berbelanja. Mereka mendatangi pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Margonda Raya itu hanya untuk mencari hiburan.

“Paling orang-orang sekarang datang ke sini (Detos) buat nonton atau makan di lantai 2,” ujarnya.

Gara-gara E-Commerce

Yuli dan Ajeng pun kompak mengamini bahwa menurunnya minat pembeli berbelanja pakaian di Detos karena semakin menjamurnya e-Commerce.

“Sekarang orang lebih memilih beli (pakaian) online. Kan enak tuh dari rumah saja sudah bisa belanja, enggak perlu datang ke toko lagi,” tutur Ajeng.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau