Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tanda Keuangan bahwa Anda Terjebak Pola Pikir Kelas Menengah, Apa Saja?

Kompas.com - Diperbarui 04/06/2025, 14:09 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Kesuksesan finansial bukan hanya tentang seberapa banyak Anda menghasilkan, tetapi juga bagaimana cara berpikir tentang uang.

Banyak orang terjebak dalam pola pikir kelas menengah bukan karena penghasilan mereka, melainkan karena cara mengelola keuangan.

Pola pikir kelas menengah menciptakan batasan tak kasat mata yang menghambat penciptaan kekayaan dan kebebasan finansial. Meskipun tidak ada yang salah dengan nilai-nilai seperti stabilitas dan keamanan, beberapa pola dapat menghalangi potensi finansial Anda.

Baca juga: 8 Kebiasaan yang Membuat Orang Terjebak di Kelas Menengah

Artikel yang dilansir New Trader Y ini membahas tujuh tanda yang menunjukkan bahwa Anda mungkin masih terjebak dalam pola pikir kelas menengah serta strategi praktis untuk mengubahnya ke arah yang lebih berorientasi pada pertumbuhan dan kesejahteraan finansial.

1. Takut Mengambil Risiko Terukur

Orang kaya memahami bahwa pengambilan risiko yang terukur sangat penting untuk pertumbuhan finansial. Sementara itu, pola pikir kelas menengah cenderung mengutamakan keamanan di atas segalanya. Ketakutan akan kehilangan sering kali menghambat seseorang untuk mengambil peluang yang menguntungkan.

Solusi:
Bedakan antara risiko sembrono dan risiko yang diperhitungkan.
Pelajari berbagai instrumen investasi dan model bisnis.
Mulai dari yang kecil, misalnya mengalokasikan 5-10 persen dari portofolio investasi untuk peluang pertumbuhan tinggi.

2. Hidup dari Gaji ke Gaji

Kehidupan yang selalu mengandalkan gaji tanpa adanya tabungan atau investasi menciptakan pola pikir kelangkaan yang membuat perencanaan jangka panjang hampir mustahil.

Solusi:
Lacak pengeluaran selama 30 hari untuk mengidentifikasi pola pemborosan.
Buat dana darurat minimal Rp15 juta untuk mengurangi tekanan finansial.
Bangun sumber penghasilan tambahan untuk menciptakan ruang bernapas dalam keuangan Anda.

3. Bergantung pada Satu Sumber Penghasilan

Orang kaya jarang hanya mengandalkan satu sumber pendapatan. Ketergantungan pada satu gaji sangat berisiko dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Solusi:
Kembangkan pendapatan pasif melalui investasi atau bisnis sampingan.
Manfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk menawarkan layanan konsultasi atau freelance.
Bangun aset yang dapat menghasilkan pendapatan tanpa harus selalu menukar waktu dengan uang.

4. Kurangnya Investasi dalam Pengembangan Diri

Pola pikir kelas menengah sering menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang berhenti setelah sekolah atau kuliah. Padahal, investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri.

Solusi:
Pelajari keterampilan yang memiliki permintaan tinggi di pasar kerja.
Bergabunglah dengan komunitas profesional untuk memperluas jaringan.
Konsumsi konten yang meningkatkan pengetahuan finansial dan profesional Anda.

Baca juga: Saran Warren Buffett: Kelas Menengah Harus Berhenti Melakukan 5 Hal Ini

5. Terlalu Fokus pada Menabung, Bukan Berinvestasi

Meskipun menabung penting untuk stabilitas finansial, investasi adalah kunci pertumbuhan kekayaan. Banyak orang masih takut berinvestasi karena merasa kompleks atau berisiko.

Solusi:
Mulai dengan reksa dana indeks yang mudah dipahami dan memiliki risiko rendah.
Maksimalkan program investasi yang ditawarkan oleh tempat kerja seperti dana pensiun.
Terapkan strategi investasi otomatis dengan menyisihkan Rp 500.000–Rp 1 juta per bulan.

6. Tidak Mau Beradaptasi dengan Perubahan

Dunia keuangan terus berkembang, dan strategi yang dulu berhasil bisa menjadi usang. Mereka yang berpikiran kaya selalu mencari cara baru untuk berkembang, sementara pola pikir kelas menengah cenderung bertahan pada kebiasaan lama.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau