KOMPAS.com - Kesuksesan finansial bukan hanya tentang seberapa banyak Anda menghasilkan, tetapi juga bagaimana cara berpikir tentang uang.
Banyak orang terjebak dalam pola pikir kelas menengah bukan karena penghasilan mereka, melainkan karena cara mengelola keuangan.
Pola pikir kelas menengah menciptakan batasan tak kasat mata yang menghambat penciptaan kekayaan dan kebebasan finansial. Meskipun tidak ada yang salah dengan nilai-nilai seperti stabilitas dan keamanan, beberapa pola dapat menghalangi potensi finansial Anda.
Baca juga: 8 Kebiasaan yang Membuat Orang Terjebak di Kelas Menengah
Artikel yang dilansir New Trader Y ini membahas tujuh tanda yang menunjukkan bahwa Anda mungkin masih terjebak dalam pola pikir kelas menengah serta strategi praktis untuk mengubahnya ke arah yang lebih berorientasi pada pertumbuhan dan kesejahteraan finansial.
Orang kaya memahami bahwa pengambilan risiko yang terukur sangat penting untuk pertumbuhan finansial. Sementara itu, pola pikir kelas menengah cenderung mengutamakan keamanan di atas segalanya. Ketakutan akan kehilangan sering kali menghambat seseorang untuk mengambil peluang yang menguntungkan.
Solusi:
Bedakan antara risiko sembrono dan risiko yang diperhitungkan.
Pelajari berbagai instrumen investasi dan model bisnis.
Mulai dari yang kecil, misalnya mengalokasikan 5-10 persen dari portofolio investasi untuk peluang pertumbuhan tinggi.
Kehidupan yang selalu mengandalkan gaji tanpa adanya tabungan atau investasi menciptakan pola pikir kelangkaan yang membuat perencanaan jangka panjang hampir mustahil.
Solusi:
Lacak pengeluaran selama 30 hari untuk mengidentifikasi pola pemborosan.
Buat dana darurat minimal Rp15 juta untuk mengurangi tekanan finansial.
Bangun sumber penghasilan tambahan untuk menciptakan ruang bernapas dalam keuangan Anda.
Orang kaya jarang hanya mengandalkan satu sumber pendapatan. Ketergantungan pada satu gaji sangat berisiko dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Solusi:
Kembangkan pendapatan pasif melalui investasi atau bisnis sampingan.
Manfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk menawarkan layanan konsultasi atau freelance.
Bangun aset yang dapat menghasilkan pendapatan tanpa harus selalu menukar waktu dengan uang.
Pola pikir kelas menengah sering menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang berhenti setelah sekolah atau kuliah. Padahal, investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri.
Solusi:
Pelajari keterampilan yang memiliki permintaan tinggi di pasar kerja.
Bergabunglah dengan komunitas profesional untuk memperluas jaringan.
Konsumsi konten yang meningkatkan pengetahuan finansial dan profesional Anda.
Baca juga: Saran Warren Buffett: Kelas Menengah Harus Berhenti Melakukan 5 Hal Ini
Meskipun menabung penting untuk stabilitas finansial, investasi adalah kunci pertumbuhan kekayaan. Banyak orang masih takut berinvestasi karena merasa kompleks atau berisiko.
Solusi:
Mulai dengan reksa dana indeks yang mudah dipahami dan memiliki risiko rendah.
Maksimalkan program investasi yang ditawarkan oleh tempat kerja seperti dana pensiun.
Terapkan strategi investasi otomatis dengan menyisihkan Rp 500.000–Rp 1 juta per bulan.
Dunia keuangan terus berkembang, dan strategi yang dulu berhasil bisa menjadi usang. Mereka yang berpikiran kaya selalu mencari cara baru untuk berkembang, sementara pola pikir kelas menengah cenderung bertahan pada kebiasaan lama.