Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Premanisme, Asosiasi Pengusaha: Jelas Ini Sangat Mengganggu

Kompas.com - 28/04/2025, 14:49 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan pemerintah terkait premanisme yang mencuat belakangan ini.

Shinta mengatakan bahwa premanisme sangat mengganggu iklim investasi di Indonesia.

“Ini kan dari faktor keamanan ya. Jadi kami juga sudah sampaikan ini kepada pemerintah. Makanya pemerintah juga sudah (mengambil) tindakan-tindakan, bagaimana caranya untuk bisa membantu pelaku usaha di dalam menjalankan operasional. Jelas ini sangat mengganggu,” kata Shinta usai acara Apindo dengan Federation of Korean Industries (FKI) di Jakarta, Senin (28/4/2025).

Baca juga: Di Depan Ratusan Investor, Gubernur Luthfi Pamer Industri Jateng Bebas Premanisme

Lebih lanjut, Shinta menyebutkan bahwa aksi premanisme sudah lama terjadi. Hanya, kembali mencuat belakangan ini.

“Sebenarnya ini bukan masalah baru. Cuma ini sekarang mengemuka, dan mungkin sekarang juga jadi banyak yang berani untuk bicara,” ujar Shinta.

Namun, Shinta mengaku pihaknya belum bisa mengkalkulasi kerugian investasi akibat aksi premanisme.

“Jadi kita kalau ditanya berapa banyak kan, ya pasti ada beragam masalah yang dihadapi. Jadi enggak mungkin kami bisa kalkulasi persis jumlahnya berapa,” kata Shinta.

Baca juga: Presiden Prabowo Akhirnya Turun Tangan, Perintahkan TNI-Polri Tertibkan Ormas yang Bikin Resah Investor...

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyampaikan bahwa pemerintah harus melindungi semua investor dari aksi premanisme yang menghambat.

Salah satu yang sempat mengalami aksi premanisme adalah proses pembangunan pabrik mobil listrik PT Build Your Dream (BYD) asal China di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

“Saya mendengar bahwa sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas, yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini," kata Eddy dalam akun Instagramnya, Senin (21/4/2025).

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan bahwa permasalahan yang saat ini dihadapi dalam pembangunan pabrik BYD bukan terkait aksi premanisme, melainkan seputar pembebasan lahan.

Baca juga: Premanisme Buat Investasi Ratusan Triliun Rupiah Batal

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau