JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli Ardiansyah angkat bicara soal klaim Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyebutkan stok beras Indonesia melimpah.
Terbaru, Mentan Amran menyebut stok beras di gudang-gudang Perum Bulog mencapai 3,5 juta ton.
Ruli mengatakan bahwa stok beras telah dibahas dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).
“Ya tadi sempat dibahas, tempat dibahas sebenarnya itu kan sisa impor, bukan 3.500.000. Justru 1.700.000 (beras) itu adalah sisa impor (tahun) yang lalu,” ujar Ruli usai rapat.
Baca juga: Penyerapan Gabah Beras 1,87 Juta Ton, Mentan Amran: Tertinggi dalam Sejarah
Ruli mengatakan penyerapan Perum Bulog baru sekitar 1,8 juta ton pada tahun ini.
“Mungkin bisa masuk dalam cadangan atau stok pangan pemerintah ya, tapi bukan dari hasil penyerapan,” kata Ruli.
Berdasarkan catatan SPI, produksi beras memang naik dibanding tahun lalu pada periode yang sama, tetapi hanya sekitar 2 persen.
Hal yang menjadi sorotan SPI adalah berkurangnya luas tanam tahun ini.
“Kalau dari yang BPS (Badan Pusat Statistik) bisa dinyatakan bahwa 100.000 hektar lebih setiap tahunnya terjadi konversi lahan,” ujar Ruli.
Dia tak menampik, dengan melimpahnya stok beras nasional yang mencapai 3,5 juta ton, pasti akan ditemukan kualitas beras yang turun mutu.
“Yang terpenting adalah kita beritahu ke Bulog agar menjaga kualitas, memang tidak akan sempurna (kualitas beras) 100 persen, mungkin ada 0,1 persen, tetapi itu bukan kendala untuk menjaga stok pangan nasional,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Adapun berdasarkan data BPS, jumlah stok beras nasional pada awal Mei 2025 mencapai 3,5 juta ton.
Jumlah itu didapatkan dari sisa hasil stok beras yang ada di tahun lalu ditambah lagi dengan jumlah penyerapan beras dalam negeri dari Januari-Mei 2025 yang mencapai 1.888.492 ton setara beras.
Baca juga: Mentan Amran: Stok Beras Akan 4 Juta Ton, Tertinggi dalam 20 Tahun Terakhir
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini