TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, ada 60 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) yang akan dilelang dalam tiga tahun ke depan.
Hal itu diungkapkan Bahlil saat memberi laporan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam acara The 49th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex di ICE BSD, Tangerang, Rabu (21/5/2025).
"Masih ada 60 WK yang kita akan tenderkan pada waktu 2-3 tahun ke depan," ujar Bahlil.
Baca juga: Total, Chevron, hingga Shell Minat Masuk Lagi ke Industri Hulu Migas Indonesia
Atas rencana lelang puluhan WK itu, ia pun meminta dukungan Prabowo, bahkan menyatakan siap jika Presiden meminta dilakukan percepatan.
"Kalau memang bisa cepat laksanakan, akan kita laksanakan," kata dia.
Menurut Bahlil, 60 WK ini dapat membantu meningkatkan produksi migas dalam negeri. Hal ini sejalan dengan arahan Prabowo untuk mencapai swasembada energi.
Ia bilang, Indonesia pernah mencapai masa kejayaan di sektor migas pada tahun 1996-1997 di mana lifting minyak mencapai 1,5-1,6 juta barrel per hari (bph) dengan konsumsi berkisar 500.000 bph.
Bahkan, 40 persen pendapatan negara disumbang dari sektor migas. Namun, di 2024 lifting minyak RI menjadi hanya sebesar 580.000 bph dengan konsumsi mencapai 1,6 juta bph.
Maka dari itu, impor migas Indonesia melonjak dengan memakan anggaran berkisar 35-40 miliar dollar AS per tahun.
"Artinya, posisi di tahun 1996-1997 dengan 2024 berbanding terbalik," kata dia.
Baca juga: IPA Conpex 2025: Pemerintah Lelang 3 WK Migas, Potensi 2,2 Miliar Barrel Setara Minyak
Maka dari itu, Bahlil memastikan pihaknya akan menggenjot produksi migas guna mendukung ketahanan energi nasional, termasuk dengan mengoptimalkan pengembangan wilayah kerja migas.
Targetnya lifting minyak RI bisa mencapai sekitar 900.000 hingga 1 juta barrel per hari pada 2029-2030 mendatang.
"Bapak Presiden telah mencanangkan dan memerintahkan kepada kami untuk bagaimana caranya lifting kita naikkan dan harus mencapai di angka 900.000 sampai dengan 1 juta barrel pada 2029-2030," ucap Bahlil.
Baca juga: Bahlil Pamer Proyek Migas Natuna Penuhi TKDN 100 Persen
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini