Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun, Investor Pantau Negosiasi Dagang AS-China

Kompas.com - 11/06/2025, 08:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun tipis pada akhir perdagangan Selasa (10/6/2025) waktu setempat atau Rabu (11/6/2025) pagi WIB. Pasar tengah fokus memantau pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikutip dari Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,1 persen ke level 3.324,55 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,3 persen ke level 3.343,40 dollar AS per ons.

Sinyal positif negosiasi dagang antara AS dan China dapat meredakan ketegangan perdagangan dan meningkatkan ekonomi global. Hal ini menekan harga emas, yang merupakan aset lindung nilai atau safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

"Selama beberapa sesi terakhir, kami telah melihat emas sedikit menurun dari level tertinggi baru-baru ini, sebagian besar terjadi karena optimisme terkait ekspektasi negosiasi antara China dan AS, Inggris, dan Rusia," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.

Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Usai Panggilan Telepon Trump-Xi Beri Sinyal Ketegangan Dagang Mereda

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan, pembicaraan dengan China di London berjalan dengan baik dan akan berlangsung sepanjang hari.

Kedua negara berupaya mencapai kesepakatan terkait kendali ekspor yang sempat memicu keretakan baru antar-negara adidaya tersebut. Kesepakatan perdagangan ini pun dapat meredam daya tarik emas.

Terlebih, pada perdagangan kemarin indeks dollar AS menguat 0,2 persen, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga mengurangi minat investor terhadap emas.

"(Investor) tengah menunggu penurunan terjadi, mungkin ke kisaran 3.100 dollar AS per ons, tapi untuk sekarang ini masih wait and see dengan hasil pembicaraan antara AS dan China," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik di Tengah Lesunya Data Ekonomi AS

Kini investor juga tengah menanti data indeks harga konsumen (IHK) AS yang dirilis Rabu pekan ini. Data terbaru AS ini akan memberi sinyal arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Seperti diketahui, kebijakan suku bunga The Fed turut memengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga menurun atau rendah, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau