Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik di Tengah Lesunya Data Ekonomi AS

Kompas.com - 05/06/2025, 08:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu (4/6/2025) waktu setempat atau Kamis (5/6/2025) pagi WIB, didukung oleh pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) dan data-data ekonomi AS yang memburuk.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,8 persen ke level 3.378,22 dollar AS per ons, setelah sebelumnya sempat naik 1 persen.

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,7 persen ke level 3.399,20 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian Terbaru: Emas Antam dan Galeri24 Turun, Emas UBS Naik

Indeks dollar AS (DXY) turun 0,5 persen pada perdagangan kemarin.

Pelemahan ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan minat investor terhadap emas.

Di sisi lain, kondisi ekonomi AS yang bergejolak turut mendukung penguatan emas yang dikenal sebagai aset lindung nilai atau safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Sektor jasa AS - dua pertiga dari ekonomi - yang mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam setahun, telah mendorong emas naik satu persen setelah emas batangan mengabaikan laporan ketenagakerjaan ADP yang lemah meskipun secara historis bergejolak," kata Tai Wong, pedagang logam independen.

Sektor jasa AS mengalami kontraksi pada bulan Mei 2025, menjadi yang pertama kalinya dalam hampir setahun.

Institute for Supply Management melaporkan indeks manajer pembelian non-manufaktur turun menjadi 49,9 bulan lalu, angka terendah sejak Juni 2024.

Sementara Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan pengusaha swasta AS menambahkan pekerja paling sedikit dalam lebih dari dua tahun.

Gejolak ekonomi terjadi seiring dengan konflik dagang yang diciptakan AS.

Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50 persen, dan mendesak mitra dagang AS untuk segera mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang lebih memberatkan.

Kini investor pun tengah menunggu data nonfarm-payrolls yang akan dirilis pada Jumat pekan ini, yang menjadi tanda-tanda lebih lanjut mengenai bagaimana ketidakpastian perdagangan mempengaruhi pasar tenaga kerja AS.

Data tersebut sekaligus menjadi petunjuk bagi investor untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga menurun atau rendah, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Harga Emas Dunia Turun, Pasar Amati Kabar dari Trump dan Xi Jinping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau