Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,7 Juta Ton Sisa Beras Menumpuk, Semuanya Berkutu? Ini Kata Mentan

Kompas.com - 02/07/2025, 12:55 WIB
Suparjo Ramalan ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencatat sisa beras 2024 di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 1,7 juta ton. Dari angka itu sebagian merupakan sisa beras impor tahun lalu.

Amran mengaku setiap tahunnya ada sisa beras yang ditampung di gudang Bulog. Untuk 2024, sisa stok mencapai 1,7 juta ton, lalu ada tambahan beras baru yang diserap sejak awal 2025 sebanyak 2,6 juta ton. 

Dengan demikian, total pasokan saat ini menyentuh 4,3 juta ton.

Baca juga: Cecar Mentan Amran, DPR Sebut Sisa Beras Impor di Bulog Berkutu dan Tak Segar

“Izin Ibu Ketua, setiap tahun itu ada sisa stok, ini 57 tahun seperti ini, sisa stok kemarin adalah 1,7 juta ton (2024), tambahannya adalah 2,6 juta ton (2025),” ujar Amran saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

“Kalau 5 tahun terakhir itu maksimal 1,2 juta ton selama 5 tahun, tambahan 1 juta. Alhamdulillah ini baru 6 bulan tapi tambahannya 2,6 juta ton,” paparnya.

Dengan persentase volume beras tersebut, Amran memastikan pasokan beras di dalam negeri aman dan mencukupi sepanjang tahun ini.

Adapun, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan akan menyalurkan 360.000 ton untuk bantuan sosial (bansos) beras dan 1,5 juta ton untuk operasi pasar alias stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

Baca juga: Bapanas Ungkap Beras Subsidi Dioplos Mafia Hingga Outlet Fiktif Penyalur SPHP

“Untuk ini masih relatif aman karena pengadaannya pada umumnya di 2024, ada sebagian kemarin dikeluarkan yang 2023, pada umumnya sebagian besar di 2024 dan kami ikut monitor terus,” beber Amran.

“Ini rencana kita, Ibu Ketua, kita akan keluarkan 360.000 ton, itu bansos, ini kita prioritaskan yang lebih awal masuk. Yang kedua kita akan keluarkan 1,2 juta ton, berarti ini habis, hampir habis karena 1,5 juta ton SPHP,” lanjutnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau