Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tarif 19 Persen dari AS, Ekonom: Deal dengan AS Tidak Ada "Win-win Solution"

Kompas.com - 17/07/2025, 17:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah melewati proses perundingan, Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor senilai 19 persen ke Indonesia.

Angka ini turun dari rencana pengenaan tarif impor AS ke Indonesia sebelumnya yang mencapai 32 persen.

Di sisi lain, Indonesia memberikan tarif 0 persen untuk produk-produk dari AS.

Lantas apakah hasil negosiasi ini merupakan keputusan yang paling baik untuk Indonesia?

Ekonom sekaligus Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia yang memiliki surplus paling besar adalah perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

"Kalau deal dengan Amerika Serikat (AS) tidak ada win-win solution-nya, karena kita yang lebih butuh kan," kata dia ketika ditemui di Jakarta, ditulis Kamis (17/6/2025).

Baca juga: Tarif Trump Turun Jadi 19 Persen tapi RI Harus Belanja Produk AS Rp 320 T Lebih, Jadi Untung atau Buntung? 

Ia menambahkan, dengan kebijakan tarif resiprokal ini AS ingin menurunkan defisit perdagangan dengan Indonesia, hingga ke level yang mereka anggap sesuai.

"Bagi kita (Indonesia) ya ini mau nggak mau karena daripada industri padat karya kita terdampak ya sudah mungkin akan tetap diterima," terang dia.

Eko menjelaskan, hasil negosiasi tarif dengan AS ini merupakan upaya terbaik yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia.

Secara umum, AS memang memiliki misi untuk menurunkan defisit perdagangan mereka ke level yang dianggap tepat.

Baca juga: Trump Pangkas Tarif Jadi 19 Persen untuk RI, Intip 10 Produk AS yang Bakal Bebas Bea Masuk

Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, pihaknya telah mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan Indonesia dan akan menetapkan tarif sebesar 19 persen pada ekspor AS dari Tanah Air.

"Kami tidak akan membayar tarif apa pun. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki," kata dia dikutip dari CNBC, Rabu (16/7/2025).

"Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatannya. Dan bagian lainnya adalah mereka akan membayar 19 persen," imbuh dia.

Dalam unggahan berikutnya di Truth Social, Trump mengatakan Indonesia telah berkomitmen untuk membeli energi AS senilai 15 miliar dollar AS, produk pertanian Amerika senilai 4,5 miliar dollar AS, dan 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya adalah model 777 sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Baca juga: Produk RI Kena Tarif 19 Persen, Apakah Pangsa Pasar Indonesia di AS Masih Aman?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau