JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperluas pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG) guna mendukung ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor elpiji yang selama ini membebani keuangan negara.
Langkah ini juga menyasar sektor usaha seperti Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka) yang menjadi salah satu pengguna utama energi di kota-kota wisata.
Direktur Utama PGN Arief S Handoko mengungkapkan, CNG merupakan alternatif energi yang sangat potensial, terutama di daerah yang belum terjangkau jaringan gas pipa.
Baca juga: CGAS Buka CNG Station di Gresik, Bidik Pendapatan Rp 150 Miliar Per Tahun
“CNG ini penting. Jadi kita tentunya berharap membantu pemerintah, bekerjasama dengan pelanggan mengurangi devisa pembelian elpiji dari luar. Artinya, saving devisa negara,” kata Arief dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).
Ia menjelaskan, sekitar 80 persen kebutuhan elpiji nasional saat ini masih dipenuhi melalui impor. Dari jumlah tersebut, 90 persen di antaranya adalah elpiji bersubsidi dalam bentuk gas tabung 3 kilogram (kg).
“Maka ada devisa keluar. Beban keuangan negara untuk subsidi elpiji itu luar biasa besarnya,” ujar Arief.
Dengan demikian, penggunaan CNG yang bersumber dari gas bumi dalam negeri diyakini akan membawa dampak ganda: efisiensi bagi dunia usaha dan penghematan fiskal bagi negara.
Baca juga: Laba Bersih CGAS Naik 178,1 Persen di Kuartal III 2024, Didorong Kenaikan Permintaan CNG
Terlebih lagi, CNG juga menawarkan aspek keamanan yang lebih baik dan efisiensi operasional bagi pengguna.