JAKARTA, KOMPAS.com - Di balik kokohnya reputasi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai bank swasta terbesar di Indonesia, ada sosok Jahja Setiaatmadja yang selama lebih dari satu dekade menjadi nakhoda utama.
Setelah 14 tahun menjabat sebagai Presiden Direktur, pria kelahiran Jakarta, 14 September 1955 ini kini menempati posisi baru sebagai Presiden Komisaris BCA.
Selama 14 tahun terakhir, Jahja menjadi figur sentral di balik kepemimpinan BCA. Di bawah arahannya, BCA tak hanya tumbuh menjadi bank swasta terbesar di Indonesia, tetapi juga berhasil memperkuat posisinya di tengah persaingan digital perbankan.
Baca juga: Profil Jahja Setiaatmadja, Sosok yang Obral 1 Juta Saham BCA
Lahir di Jakarta pada 14 September 1955, Jahja adalah alumnus jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Ia lulus pada tahun 1982.
Kariernya dimulai sebagai akuntan di Price Waterhouse pada 1979, kemudian ia merambah ke sektor industri sebagai Direktur Keuangan di PT Kalbe Farma (1980-an) dan PT Indomobil Sukses Internasional (akhir 1980-an hingga 1990).
Pada 1990, Jahja bergabung dengan BCA dan menapaki tangga kepemimpinan melalui sejumlah jabatan, yakni Kepala Divisi Treasury (1996–1999), Direktur (1999–2005), Wakil Presiden Direktur (2005–2011), hingga akhirnya Presiden Direktur (2011–2025).
Sebagai Presiden Direktur BCA, ia menjalankan pengawasan menyeluruh, termasuk terhadap Biro Anti Fraud (hingga Desember 2024) dan Divisi Audit Internal.
Baca juga: Presiden Komisaris BCA Jahja Setiaatmadja Jual 1 Juta Saham BBCA
Perjalanan panjang Jahja di BCA menandai era kepemimpinan yang stabil dan penuh inovasi.