OSLO, KOMPAS.com - Dana kekayaan Norwegia yakni Norway’s Government Pension Fund Global (GPFG) Senin (25/8/2025) mengumumkan telah melepaskan kepemilikannya dari perusahaan peralatan konstruksi asal AS, Caterpillar, serta lima kelompok perbankan Israel karena alasan etika.
GPFG mempunyai dana kelolaan terbesar di dunia yakni sebesar 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 32,5 kuadriliun.
"Keenam perusahaan itu dikeluarkan dari portofolio investasi karena adanya risiko yang tidak dapat diterima bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berkontribusi pada pelanggaran serius terhadap hak-hak individu dalam situasi perang dan konflik,” kata GPFG yang dikelola oleh bank sentral Norwegia seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Imbas Penarikan Uang Muka Biaya Haji, BPKH Pangkas Target Dana Kelolaan Jadi Rp 180 Triliun
Adapun lima bank tersebut adalah Hapoalim, Bank Leumi, Mizrahi Tefahot Bank, First International Bank of Israel, dan FIBI Holdings.
Sebelum dilepas, pe 30 Juni 2025, GPFG memiliki 1,17 persen saham di Caterpillar dengan nilai 2,1 miliar dollar AS per 30 Juni 2025. Sementara kepemilikan GPFG di lima bank Israel bernilai gabungan 661 juta dollar AS.
Dewan Etika Dana Kekayaan itu menyatakan bahwa dalam penilaian dewan, tidak diragukan lagi bahwa produk Caterpillar digunakan untuk melakukan pelanggaran hukum humaniter internasional yang luas dan sistematis.
"Buldoser yang diproduksi Caterpillar digunakan oleh otoritas Israel dalam penghancuran properti Palestina secara meluas dan melanggar hukum,” kata dewan itu.
Pelanggaran tersebut terjadi baik di Gaza maupun Tepi Barat. Dewan menambahkan bahwa perusahaan juga tidak menerapkan langkah-langkah apa pun untuk mencegah penggunaan semacam itu.
“Karena pengiriman mesin terkait ke Israel sekarang akan dilanjutkan, dewan menilai terdapat risiko yang tidak dapat diterima bahwa Caterpillar berkontribusi pada pelanggaran serius terhadap hak individu dalam situasi perang atau konflik,” sebutnya.
Dewan Etika adalah badan publik yang dibentuk Kementerian Keuangan Norwegia untuk memastikan perusahaan dalam portofolio dana mematuhi pedoman etika yang ditetapkan parlemen. Dana tersebut diinvestasikan di sekitar 8.400 perusahaan di seluruh dunia.
Dewan memberikan rekomendasi kepada dewan bank sentral, yang memiliki keputusan akhir. Dewan bank sentral sepakat dengan rekomendasi tersebut.
Pada 18 Agustus 2025, dana Norwegia mengumumkan akan mendivestasi enam perusahaan sebagai bagian dari tinjauan etika terkait perang di Gaza dan perkembangan di Tepi Barat, namun saat itu belum menyebut nama-nama perusahaan sampai sahamnya dijual.
Mengenai bank, pengawas etika awalnya menyoroti praktik bank-bank Israel dalam menjamin pembangunan rumah bagi pemukim Israel di wilayah tersebut.
Pada Senin, dewan menyatakan semua bank yang dikeluarkan karena menyediakan layanan keuangan yang menjadi prasyarat penting bagi aktivitas pembangunan di pemukiman Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. "Telah berkontribusi pada keberlangsungan pemukiman Israel,” sebutnya.
Sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di antara 2,7 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Banyak pemukiman berdekatan dengan wilayah Palestina dan beberapa perusahaan Israel melayani baik warga Israel maupun Palestina.
Mahkamah internasional PBB tahun lalu menyatakan bahwa pemukiman Israel yang dibangun di wilayah yang direbut pada 1967 adalah ilegal. Israel menolak putusan itu dan menyebutnya sangat keliru, dengan alasan adanya ikatan historis dan biblikal dengan tanah tersebut.
Baca juga: Norwegia Bakal Jadi Negara Pertama yang Beralih Sepenuhnya ke Kendaraan Listrik
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini