Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Masih Jadi Penyumbang Surplus Terbesar Neraca Dagang RI, Nilainya Sentuh 10,5 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 01/09/2025, 20:41 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 19,48 miliar dollar AS selama Januari-Juli 2025.

Surplus ini paling banyak disumbang oleh Amerika Serikat (AS).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menuturkan bahwa surplus sepanjang Januari-Juli 2025 itu naik 7,40 miliar dollar AS dibandingkan surplus neraca dagang pada Januari-Juli 2024 yang sebesar 16,25 miliar dollar AS.

"Untuk neraca perdagangan total, baik migas maupun non-migas, negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/9/2025).

Baca juga: Neraca Dagang RI Surplus hingga Juli 2025, Disumbang Lemak dan Minyak Hewani hingga Nikel

Perdagangan RI dengan AS tercatat mengalami surplus sebesar 10,49 miliar dollar AS sepanjang Januari-Juli 2025.

Nilai ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang surplusnya mencapai 7,61 miliar dollar AS.

Setelah AS, ada perdagangan dengan India yang mengalami surplus 8,09 miliar dollar AS, turun dibandingkan surplus tahun sebelumnya yang sebesar 9,16 miliar dollar AS.

Kemudian ada Filipina dengan surplus perdagangan sebesar 5,11 miliar dollar AS, naik sedikit dibandingkan surplus tahun sebelumnya yang sebesar 5,07 miliar dollar AS.

Dari sisi komoditas non-migas, barang perdagangan dengan AS yang paling banyak menyumbang surplus adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) senilai 2,64 miliar dollar AS.

Lalu, pakaian dan aksesorisnya jenis rajutan (HS 61) senilai 1,57 miliar dollar AS, serta alas kaki (HS 64) senilai 1,54 miliar dollar AS.

Sedangkan perdagangan dengan India, barang yang paling banyak menyumbang surplus adalah bahan bakar mineral (HS 27) senilai 3,29 miliar dollar AS, lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai 2,20 miliar dollar AS, serta besi dan baja (HS 72) senilai 900 juta dollar AS.

Sementara itu, perdagangan dengan Filipina, barang yang paling banyak menyumbang surplus adalah kendaraan dan bagiannya (HS 87) senilai 1,68 miliar dollar AS, bahan bakar mineral (HS 27) senilai 1,32 miliar dollar AS, serta lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai 0,58 miliar dollar AS.

Baca juga: Neraca Dagang RI Kembali Surplus pada Juli 2025, Capai 4,17 Miliar Dollar AS

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau