Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Ungkap Modus Penipuan Keuangan Manfaatkan AI Mulai Muncul, Masyarakat Diminta Waspada

Kompas.com - 04/09/2025, 13:06 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan munculnya modus penipuan keuangan baru yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan, seiring dengan berkembangnya teknologi, modus penipuan keuangan juga semakin beragam.

OJK telah mendapati modus penipuan baru menggunakan AI mencakup pengeditan menggunakan AI serta penyalahgunaan data pribadi menggunakan AI.

"Di Agustus ini ada yang khusus melaporkan terkait AI, itu ada tiga pengaduan," ujarnya saat konferensi pers RDKB OJK Agustus 2025, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Waspada Penipuan Aktivasi IKD: Kenali Modus dan Cara Aman Lindungi Data Pribadi

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pelaku menggunakan teknologi AI untuk mengedit foto korban.

Lalu, foto tersebut digunakan sebagai alat untuk mengancam agar korban mau memberikan sejumlah uang atau data pribadi.

OJK juga mendapati laporan adanya penyalahgunaan data pribadi yang diedit menggunakan AI dan digunakan untuk membuka rekening bank.

Selain modus-modus yang sudah dilaporkan, ada juga modus penipuan pemalsuan bukti transfer menggunakan AI yang juga harus diwaspadai masyarakat.

Tidak hanya itu, modus penipuan digital lainnya masih marak terjadi.

Beberapa di antaranya adalah peniruan identitas entitas berizin, penawaran investasi berkedok perdagangan aset kripto, investasi robot trading ilegal, hingga SMS palsu.

Kiki menjelaskan, para pelaku biasanya menyamar menjadi petugas resmi lembaga jasa keuangan atau pemerintah agar korban bersedia menyebutkan data pribadi mereka seperti PIN dan kode OTP.

"Modus-modus tersebut sebenarnya masuk dalam modus social engineering dan juga peretasan akun yang selama ini masih sering terjadi," jelasnya.

OJK telah mencatat lima modus penipuan keuangan yang paling sering terjadi di Indonesia sampai dengan akhir Agustus 2025.

Yang paling banyak ialah modus penipuan transaksi belanja online yang berjumlah 44.877 laporan, atau sekitar 16,8 persen dari total aduan yang diterima OJK.

Disusul dengan modus penipuan mengaku sebagai pihak lain atau fake call, sebanyak 24.723 laporan atau 10,4 persen dari total laporan.

Kemudian, diikuti dengan penipuan investasi, penipuan penawaran kerja yang menargetkan generasi muda, penipuan mendapatkan hadiah, penipuan melalui media sosial, phishing, social engineering, hingga pinjaman online fiktif.

Untuk mencegah semakin banyak korban, OJK mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan selalu memverifikasi legalitas setiap penawaran yang diterima. "Pertama, harus cek legalitasnya, dan kedua logis atau tidak setiap penawarannya. Jadi, misalnya tiba-tiba kok menawarkan uang, hadiah, dan lain-lain, ini juga kami imbau masyarakat untuk waspada," ucapnya.

OJK sendiri akan terus memperkuat edukasi literasi keuangan dan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan perlindungan konsumen serta mencegah maraknya penipuan berbasis AI dan kejahatan digital lainnya.

Baca juga: Jadi Modus Pencurian Uang di Bank, Apa itu Fake BTS?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau