Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Triwulan II-2025 Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, Didukung Pergeseran Pola Konsumsi Masyarakat

Kompas.com - 04/09/2025, 17:52 WIB
TS Naja,
DWINH

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja mengesankan pada paruh pertama 2025. Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Angka tersebut melampaui ekspektasi para ekonom yang memprediksi pertumbuhan di kisaran 4,7 hingga 4,8 persen. Capaian ini bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2025 sebesar 4,87 persen yoy.

Konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi sebesar 2,64 persen.

Pada triwulan II-2025, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 4,97 persen, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,93 persen.

Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh, Sinyal Daya Beli Masyarakat Pulih?

Selain itu, konsumsi rumah tangga juga berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hingga 54,25 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud menyebut fenomena pergeseran (shifting) belanja menjadi salah satu faktor meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode ini.

Ia menilai, pergeseran pola konsumsi masyarakat dari belanja luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring) berperan memperkuat konsumsi rumah tangga dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025.

Generasi milenial (28-43 tahun) dan gen Z (12-27 tahun) memiliki peran besar dalam mengubah pola konsumsi masyarakat karena kedua generasi ini dikenal adaptif terhadap teknologi digital dan lebih nyaman melakukan transaksi daring.

Baca juga: Efisiensi Bikin Pola Konsumsi Masyarakat Kaltim Berubah, F&B Primadona

Salah satu alasan gen Z lebih memilih belanja daring adalah harga produk di e-commerce yang relatif jauh lebih murah dibandingkan di toko fisik.

Dinda (21), mahasiswi tingkat akhir, menjelaskan alasannya gemar berbelanja secara daring dibanding luring.

“Aku ke mal dulu buat lihat barangnya langsung. Tapi, tetap belinya di e-commerce karena harganya jauh lebih murah,” ujarnya, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (4/9/2025).

Sebelum melakukan pembelian di e-commerce, Dinda melakukan riset terlebih dahulu di mal untuk memastikan kualitas produk yang akan dibeli.

Baca juga: Bukan Gegara Rojali-Rohana, Mal Sepi karena Konsumen Beralih ke E-commerce

“Kalau belanja online kan kadang kita enggak tahu barangnya kayak apa. Tapi, kalau sudah lihat fisiknya, bisa lebih yakin, baru deh beli online. Soalnya selisih harganya lumayan jauh,” jelasnya.

Kebiasaan Dinda tersebut dikenal dengan fenomena rombongan jarang beli (Rojali), rombongan hanya nanya (Rohana), dan rombongan hanya mengelus (Rohalus), yang ramai diperbincangkan di media sosial dalam beberapa bulan terakhir.

Fenomena tersebut merujuk pada pengunjung mal yang berjalan-jalan, masuk ke toko, dan mencoba barang, tetapi tidak melakukan transaksi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau