JAKARTA, KOMPAS.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mematok target ambisius produksi 71.234 metrik ton nikel matte pada akhir 2025, lebih tinggi dibanding capaian tahun lalu.
Hingga paruh pertama tahun ini, produksi nikel matte sudah mencapai 18.557 metrik ton atau 26 persen dari target tahunan.
Kinerja keuangan perseroan ikut terangkat oleh kenaikan harga jual rata-rata yang moderat menjadi 12.091 dollar AS per ton pada kuartal II-2025, naik tipis 1,33 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Baca juga: Petani di Luwu Timur, Sulsel Bakal Dapat Kompensasi Imbas Kebocoran Pipa Vale
Ilustrasi nikel, penambangan nikel.Meski menghadapi tambahan beban royalti serta percepatan jadwal pemeliharaan pabrik selama 20 hari pada paruh kedua tahun ini, Vale tetap membukukan EBITDA sebesar 40 juta dollar AS dan laba bersih positif 3,5 juta dollar AS di periode yang sama.
Optimisme ini langsung tercermin di lantai bursa. Saham Vale Indonesia dibuka menguat di level Rp 3.770 per lembar pada Jumat (12/9/2025), lalu meroket 6,42 persen ke Rp 3.980 di sesi I.
Transaksi mencapai Rp 38,17 miliar dari volume 9,8 juta saham.
Baca juga: Laba Vale Indonesia (INCO) Susut di Semester I 2025, Apa Sebabnya?
Saat ini, pemerintah melalui Danantara Indonesia juga memacu pengembangan proyek nikel di Indonesia melalui kesepakatan kerja sama antara Danantara Investment Management dengan GEM Limited, perusahaan publik asal China
Kesepakatan tersebut menjadi kerangka kerja bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun.
Proyek dengan nilai investasi 1,42 miliar dollar AS tersebut bakal melibatkan Vale Indonesia dengan mitra global lainnya.