JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menanam 215.200 bibit mangrove di sembilan lokasi pesisir Indonesia. Program ini tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong lahirnya peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir yang sejalan dengan konsep Pelabuhan Hijau atau Green Port.
Program yang bertepatan dengan Hari Maritim Nasional ini dilakukan serentak oleh Pelindo Group, dengan total luas lahan rehabilitasi mencapai 134,5 hektar. Dari perhitungan teknis, mangrove yang ditanam berpotensi menyerap emisi hingga ribuan ton CO2.
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono menegaskan, program ini merupakan kelanjutan dari komitmen perusahaan yang telah berjalan beberapa tahun terakhir, dengan fokus pada pelestarian ekosistem pesisir melalui pemberdayaan masyarakat.
Mengusung semangat “Pelabuhan Hijau, Masyarakat Sejahtera”, Pelindo melaksanakan rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan sebagai bentuk dukungan terhadap target nasional restorasi mangrove, sekaligus memastikan keterlibatan aktif masyarakat lokal.
Baca juga: Giant Sea Wall Pantura Tidak Semua dari Beton, AHY: Gunakan Mangrove Juga
“Melalui program rehabilitasi mangrove, kami berharap dapat memperkuat ekosistem pesisir sekaligus berkontribusi dalam penurunan emisi, mewujudkan Pelabuhan Hijau serta memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal,” ujar dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).
Arif menambahkan, mangrove harus dipandang sebagai investasi sosial.
“Dari ekowisata, produk olahan hasil laut, sampai peluang usaha bagi kelompok tani lokal, semua bisa lahir dari mangrove yang sehat,” katanya.
Dalam program ini, Pelindo melibatkan 17 kelompok tani dan ratusan warga pesisir. Mereka tidak hanya menanam bibit, tetapi juga diberdayakan untuk merawat hingga tumbuh optimal.
“Pelibatan warga ini penting agar program tidak berhenti pada seremoni. Mereka harus merasakan manfaat langsung,” lanjut Arif.
Program rehabilitasi mangrove tahun ini mencakup lahan seluas 134,5 hektare. Dari perhitungan teknis, mangrove yang ditanam berpotensi menyerap emisi hingga ribuan ton CO2. Namun, bagi Pelindo, manfaat lingkungan itu berjalan seiring dengan manfaat ekonomi yang dapat dirasakan masyarakat.
Arif menambahkan, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo diarahkan untuk memberi dampak nyata dan berkelanjutan.
“Kami ingin TJSL Pelindo tidak hanya menjadi kegiatan simbolik. Melalui program rehabilitasi mangrove, kami berharap dapat memperkuat ekosistem pesisir sekaligus memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal,” tegasnya.
Selain mendukung masyarakat, kontribusi Pelindo juga sejalan dengan target nasional pemerintah untuk merehabilitasi 600 ribu hektare mangrove hingga 2029. Dengan keterlibatan aktif warga pesisir, Pelindo berharap inisiatif ini dapat menjadi katalis percepatan pencapaian target tersebut.
Baca juga: Industri Kuasai Pesisir Cilincing, Nelayan Terjepit di Tengah Proyek Pelabuhan Marunda
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang