BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Jadi Dosen Tamu di UPN Veteran, Direktur Sido Muncul Beberkan Rahasia Kesuksesannya

Kompas.com - 24/10/2025, 19:08 WIB
Wijaya Kusuma,
ADM

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ruang seminar FISIP, Gedung Agus Salim, Kampus II Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dipadati ratusan mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat (Humas) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2025.

Mereka mengikuti kuliah umum bertema “Dari Value ke Reputasi: Peran Public Relations dalam Membangun Branding yang Berkelanjutan di Era Industri Modern”.

Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk Dr (HC) Irwan Hidayat hadir sebagai dosen tamu dalam kuliah umum tersebut.

Turut hadir pula Dekan FISIP UPN Veteran Yogyakarta Dr Sunanta, MSi, serta Koordinator Program Studi Humas Dra Siti Fatonah, MSi.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Irwan Hidayat menceritakan perjalanannya yang hanya lulusan SMA dalam merintis dan mengembangkan usaha jamu hingga kini memiliki berbagai lini usaha.

Ia juga membagikan kiat membangun branding agar mampu bersaing dan tumbuh di era industri modern.

Paparannya disampaikan dengan bahasa ringan, mudah dipahami, dan sesekali diselingi humor sehingga suasana menjadi cair.

“Tadi yang saya terangkan kan supaya mereka itu menyadari bahwa ada dua rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan yang pertama adalah inteligensia. Yang kedua akal budi,” ujar Irwan usai menjadi pembicara kuliah umum, Kamis (23/10/2025).

Menurut Irwan, akal budi adalah sesuatu yang membuat semuanya menjadi sempurna. Manusia tidak harus sekolah untuk mempelajari akal budi karena “hukum” akal budi hanya satu.

“Akal budi ini enggak usah sekolah, akal budi ini cuman satu hukumnya. Berbuatlah pada orang lain seperti engkau ingin orang lain berbuat kepadamu. Sudah, hukumnya itu saja,” ucapnya.

Irwan menegaskan hidup layak adalah hak setiap orang. Semua orang, kata dia, diberi rahmat inteligensia dan akal budi untuk mencapai hidup yang baik.

“Kalau mereka melakukannya, saya berharap mereka itu bisa hidup dengan baik. Bukan untuk kaya raya, tapi pokoknya hidup baik. Hidup layak itu hak setiap orang. Pokoknya semua orang itu diberi rahmat oleh Tuhan supaya bisa hidup dengan layak,” urainya.

“Saya enggak percaya kalau Tuhan enggak memberikan orang bisa hidup dengan layak, tapi yaitu tadi kalau mereka bekalnya sadar, inteligensia sama akal budi,” tambahnya.

Komunikasi perlu didasarkan pada kejujuran dan kerja nyata

Pada kuliah umum tersebut, Irwan menekankan peran public relations (PR) sebagai corong perusahaan. Menurutnya, komunikasi yang baik harus lahir dari kerja nyata dan kejujuran.

“Menurut saya, PR merupakan corong dari perusahaan. Akan tetapi, komunikasi yang baik itu harus kerja nyata, dilandasi kejujuran. Jadi, komunikasi itu kalau enggak jujur ya salah. Harus dilandasi kejujuran, kerja nyata, itu baru menghasilkan komunikasi,” ujarnya.

Usai kuliah umum, Irwan Hidayat berfoto bersama dosen dan mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta yang antusias menyimak kisah dan nilai hidup yang ia bagikanKOMPAS.com/Wijaya Kusuma Usai kuliah umum, Irwan Hidayat berfoto bersama dosen dan mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta yang antusias menyimak kisah dan nilai hidup yang ia bagikan

Soal membangun citra lewat tren dan viralitas, Irwan memandang hal itu penting, tetapi value produk tak boleh diabaikan.

“Viralitas kalau zaman dulu namanya awareness. Awareness ya penting, tetapi setelah awareness-nya dapat sebenarnya yang melekat itu adalah value dari produk tersebut. Viral tapi punya value,” bebernya.

Bagikan pengalaman berharga kepada mahasiswa

Irwan bukan kali pertama menjadi pembicara di FISIP UPN Veteran Yogyakarta. Sebelumnya, ia pernah hadir pada 2009.

Ia mengaku senang diberi kesempatan mengisi kuliah umum karena bisa membagikan pengalamannya kepada mahasiswa.

“Saya pernah ke sini 2009, jadi 16 tahun yang lalu. Pokoknya saya berterima kasih kepada UPN karena diberi kesempatan untuk berbicara di depan para mahasiswa, karena saya ingin menularkan pengalaman saya itu kepada mereka,” ujarnya.

Irwan berharap, pengalaman yang ia bagikan bermanfaat bagi masa depan mahasiswa yang masih berusia muda.

Dengan belajar dari orang-orang berpengalaman, mahasiswa diharapkan tak perlu banyak melalui trial and error dalam hidup.

“Mereka kan masih muda. Kalau mereka belajar dari orang-orang yang berpengalaman, harapan saya mereka tidak melewati trial error lagi. Saya rasa saya bersyukur punya kesempatan pada pagi hari ini untuk berbagi sama mereka,” ucapnya.

Makna kuliah umum bagi mahasiswa

Dekan FISIP UPN Veteran Yogyakarta Dr Sunanta, MSi, menilai  bahwa kuliah umum yang diisi Irwan Hidayat sangat bermakna.

Menurutnya, Irwan telah membuka rahasia kesuksesannya, tak hanya dalam memimpin perusahaan, tetapi juga dalam hidup.

“Saya pikir ini sesuatu yang luar biasa, ya. Pak Irwan sudah membeberkan rahasia kesuksesannya. Bahkan, tak hanya kesuksesan memimpin perusahaan, tetapi kesuksesan dalam hidupnya,” ujar Sunanta.

Sunanta menyebut, kesuksesan Irwan bersandar pada nilai bahwa seseorang harus memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan.

“Ini sesungguhnya selaras dengan kultur kita, bahwa siapa yang menanam akan menuai. Artinya, ketika menanam kebaikan akan datang kebaikan, ketika dia memberi kekayaan, dia akan kaya,” urainya.

Para mahasiswa berdialog langsung dengan Irwan Hidayat seusai kuliah umum. Ia berpesan agar generasi muda membangun masa depan dengan nilai dan akal budiKOMPAS.com/Wijaya Kusuma Para mahasiswa berdialog langsung dengan Irwan Hidayat seusai kuliah umum. Ia berpesan agar generasi muda membangun masa depan dengan nilai dan akal budi

Ia berharap, materi yang dibagikan Irwan menjadi ilham bagi mahasiswa untuk sukses di masa depan dan bermanfaat bagi orang lain.

Sementara itu, Koordinator Prodi Humas FISIP UPN Veteran Yogyakarta Dra Siti Fatonah, MSi, menuturkan kuliah umum itu merupakan bagian dari penguatan soft skills.

“Ini bagian dari soft skills, supaya tidak hanya orang cerdas saja, tetapi juga cerdas dalam hati, cerdas pikir, sehingga harapan kami mereka menjadi sarjana yang cerdas dan santun serta berakal budi yang baik,” ujar Siti Fatonah.

Siti Fatonah menyebut, kerja sama Prodi Humas FISIP UPN Veteran Yogyakarta dan Sido Muncul memberi ruang bagi mahasiswa untuk belajar nilai etika dan kemanusiaan sejak awal.

“Pesan Pak Irwan soal akal budi sangat relevan untuk dikenalkan kepada mahasiswa sejak dini,” tuturnya.

Tuai respons positif dari mahasiswa

Mahasiswa angkatan 2025 Prodi Humas FISIP UPN Veteran Yogyakarta tampak antusias mengikuti kuliah umum.

Usai acara, sejumlah mahasiswa langsung menghampiri Irwan untuk bertanya dan berdialog langsung.

Salah satu mahasiswa tersebut adalah Sella Valentina Saskara. Mahasiswi angkatan 2025 Prodi Humas FISIP UPN Veteran Yogyakarta ini menilai, seluruh materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi generasi muda.

“Informasi beliau sangat-sangat bermanfaat bagi generasi muda. Benar-benar ilmunya pas buat kami mahasiswa, apalagi dalam bidang komunikasi. Seru acaranya dan bermanfaat banget,” ujar Sella usai mengikuti kuliah umum.

“Saya sendiri mendapat ilmu bahwa pendidikan itu bukan melulu soal mencari pekerjaan atau perusahaan, melainkan bisa dari network, relasi, teman. Terus juga kita bisa menjadikan apa yang enggak ada menjadi ada,” tambahnya.


Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau