JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengakui kejadian keracunan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terus terjadi.
"Nah kemudian kami memang berusaha sekuat tenaga agar menghilangkan aspek yang tidak baik, kejadian-kejadian menonjol. Kami targetnya adalah nol kejadian, meskipun sampai sekarang masih terjadi. Dan kami sedang usahakan," ujar Dadan.
Hal tersebut Dadan sampaikan saat menjadi pembicara dalam Bimteknas PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca juga: Puding Gosong Diduga Jadi Penyebab Keracunan Program MBG di SDN 01 Meruya Selatan
Dadan menjelaskan, ada tiga daerah yang kasus keracunan MBG-nya menonjol.
Di antaranya adalah Bandung Barat, Garut, dan Sleman.
Menurutnya, kasus keracunan MBG terjadi karena kualitas air.
Akibatnya, pencernaan penerima MBG menjadi terganggu.
"Kami sudah kumpulkan semua orang karena ternyata banyak kejadian yang menonjol dari kualitas air ya. Jadi airnya sedang kita usahakan agar semua bersterilisasi sehingga tidak lagi menimbulkan gangguan pencernaan," tuturnya.
"Dan kami mohon maaf bila ada pejabat kami yang menyampaikan angka, mungkin itu hanya ungkapan saja. Karena sampai sekarang alhamdulillah kami sudah membagikan porsi makan 1,7 miliar di seluruh Indonesia dengan anggaran Rp 30 triliun yang sudah disebar ke seluruh Indonesia," sambung Dadan.
Baca juga: 20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan Usai Konsumsi MBG
Sementara itu, Dadan memastikan BGN cepat tanggap dalam menyikapi isu adanya ompreng yang tidak dicuci bersih oleh dapur MBG.
Dia mengeklaim, kini, dapur MBG sudah lebih higienis daripada katering pada umumnya.
"Dan kemudian terkait dengan laporan adanya limbah dan sebagainya, kami akan cepat tanggap terkait dengan itu, termasuk juga isu pencucian ompreng yang tidak higienis. Dan menurut kami, dibandingkan dengan secara umum katering, apa yang dikembangkan oleh Badan Gizi jauh lebih higienis dan sudah berstandar lingkungan," kata Dadan.
Dia mengatakan jaminan higienitas dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kini sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
"Karena setiap SPPG harus memiliki IPAL. Jadi kalau ada yang belum, saya kira nanti akan menjadi teguran tersendiri terkait dengan itu," imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang