Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Ngelitik Saat Akselerasi? Waspadai Salah Pilih BBM

Kompas.com - 29/09/2025, 12:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mesin mobil yang terasa kasar atau tarikan berat kerap berkaitan dengan pemilihan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sesuai.

Setiap jenis BBM memiliki angka oktan atau Research Octane Number (RON), yang menunjukkan kemampuan bahan bakar menahan tekanan sebelum terbakar.

Mesin yang dirancang untuk RON tinggi bisa mengalami gejala knocking atau ngelitik bila dipaksa menggunakan RON lebih rendah.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Mobil Matik Gampang Rusak Jika Sering Lewat Tanjakan

Daftar harga BBM non Subsidi terbaru di SPBU Pertamina Jakarta. Daftar harga BBM non Subsidi terbaru di SPBU Pertamina Jakarta.

Dosen Teknik Mesin ITB sekaligus peneliti LAPI ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, mengatakan bahwa penggunaan BBM dengan RON di bawah standar memang akan menurunkan performa.

Meski demikian, mobil tetap bisa berjalan normal karena sistem mesin modern sudah bisa menyesuaikan.

“Salah RON, mobilnya tetap aja masih bisa bekerja dengan normal, cuma performanya berkurang. Jadi biasanya pakai RON 95, terus diisi 92, tarikannya beda. Tarikannya lebih lambat dibandingkan pakai 95, kurang bertenaga," katanya kepada Kompas.com, Minggu (28/9/2025).

Hal ini dimungkinkan karena mobil-mobil saat ini sudah dilengkapi engine control unit (ECU).

Perangkat ini mengatur berbagai parameter mesin, termasuk timing ignition atau waktu penyalaan busi, yang otomatis disesuaikan dengan kualitas BBM agar mesin tetap bekerja normal.

Baca juga: Daftar Juara Dunia MotoGP: dari Les Graham hingga Marc Marquez

Viral di media sosial filter bensin mobil alami kerusakan diduga akibat penggunaan Pertamaxhttps://x.com/AraituLaki Viral di media sosial filter bensin mobil alami kerusakan diduga akibat penggunaan Pertamax

Tri juga menegaskan bahwa perbedaan RON tidak berkaitan langsung dengan kebersihan BBM maupun umur filter bensin.

"Bahan bakar itu ada standar kebersihannya, namanya ISO Cleanliness. Jadi selama sesuai standar, aman dipakai. Tidak ada hubungannya dengan filter cepat kotor,” ujarnya.

“Seperti di Cibinong dulu, lapisan anti-karat di tangki luruh. Jadi endapan ikut terbawa ke BBM, masuk ke kendaraan, dan membuat filter kotor. Bukan karena jenis BBM,” jelas Tri.

Pandangan senada disampaikan Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka. Menurutnya, penggunaan bensin dengan oktan rendah membuat pembakaran di ruang mesin tidak sempurna.

Kondisi ini membuat kerja mesin lebih berat, memicu gejala ngelitik, serta berpotensi menimbulkan kerak.

“BBM dengan oktan rendah akan membuat kerja mesin menjadi lebih berat. Itulah yang menyebabkan ngelitik dan bisa menimbulkan kerak karena pembakaran tidak sempurna,” ujar Suparna.

Baca juga: Hasil Tes VW ID. Buzz, Rasa Berkendara Sampai Biaya Operasional

PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tetap berjalan meskipun ada keterbatasan akses distribusi. Jumat (22/8/2025)Dok. Patra Niaga Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tetap berjalan meskipun ada keterbatasan akses distribusi. Jumat (22/8/2025)

Gejala ngelitik biasanya muncul saat akselerasi, ditandai dengan bunyi ketukan halus pada mesin. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa merusak komponen.

Oleh karena itu, kendaraan yang sudah menunjukkan tanda-tanda ngelitik sebaiknya segera dibawa ke bengkel terpercaya.

Dengan memilih BBM sesuai rekomendasi pabrikan, performa mesin dapat tetap optimal sekaligus terhindar dari risiko kerusakan jangka panjang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau