PURWOREJO, KOMPAS.com – Arahan Menteri Tenaga Kerja yang mengimbau warga Indonesia untuk mencari pekerjaan di luar negeri guna mengurangi angka pengangguran mendapat respons beragam dari masyarakat.
Program tersebut dinilai dapat membuka peluang kerja yang lebih luas, tetapi juga menghadirkan sejumlah tantangan yang harus diatasi.
Salah satunya adalah modal berangkat ke luar negeri yang tidak murah.
Baca juga: Anak Miskin Ekstrem di Samarinda Bisa Nikmati Sekolah Mewah Rp 280 Miliar, Apa Saja Fasilitasnya?
Maksum (29), warga Purworejo, menyambut baik gagasan tersebut yang dilontarkan oleh menteri.
Menurutnya, bekerja di luar negeri bisa menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Meski demikian, kata Maksum, modal untuk pergi ke luar negeri tidaklah sedikit.
Ia mempertanyakan apakah himbauan menteri untuk pergi ke luar negeri dibarengi dengan adanya bantuan modal dari pemerintah.
"Modalnya banyak, apakah ada bantuan modal dari pemerintah? Meskipun bisa potong gaji, awal sekolah sebelum berangkat yang saya tahu harus bayar sekitar 5 juta," kata Maksum pada Senin (30/6/2025).
Maksum menambahkan, pergi ke luar negeri memang menarik.
Gaji yang tinggi membuat kerja di luar negeri menjadi solusi bagi warga yang tengah terhimpit kesulitan ekonomi di Indonesia.
"Informasinya kerja di luar negeri lumayan gajinya, tapi selain modalnya banyak, godaan di sana juga banyak," kata Maksum.
Sementara itu, Farid (28), lulusan sarjana yang hingga kini belum mendapatkan pekerjaan tetap, mengatakan bahwa bekerja di luar negeri adalah peluang besar, tetapi harus dibarengi dengan persiapan yang matang.
Baginya, pergi ke luar negeri adalah pilihan terakhir jika sudah sangat sulit mendapatkan pekerjaan di Indonesia.
Farid sudah lulus sarjana sejak 3 tahun yang lalu, namun hingga kini ia belum mendapatkan pekerjaan tetap.
"Ya kita ikhtiar dulu cari di Indonesia, meski ya agak susah juga. Saya sudah 3 tahun lulus sarjana belum mendapatkan pekerjaan tetap," kata Farid.