TAPANULI TENGAH, KOMPAS.com – Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu mengaku pencalonannya di Pilkada 2024 lalu bukan karena rencana pribadi, melainkan karena dorongan masyarakat yang ingin perubahan.
“Awalnya saya tidak terlalu tertarik. Saya terbiasa di Jakarta. Tapi karena kemudian calonnya tunggal dan masyarakat ingin perubahan, saya ditugaskan mendaftar,” kata Masinton dalam program bincang Nusaraya Kompas.com.
Ia menjelaskan, saat itu hanya ada calon tunggal sehingga pendaftaran diperpanjang hingga empat hari. Dalam masa itulah, ia memperoleh rekomendasi dari PDI-P dan mendaftarkan diri sebagai calon bupati Tapanuli Tengah.
“Jadi lebih spontan. Bukan karena polling atau strategi sebelumnya. Memang saya tidak daftar awal,” ujarnya.
Masinton menambahkan, tidak ada tokoh tertentu yang mendorong dirinya maju di pilkada. “Masyarakat aja di sana. Masing-masing ingin perubahan,” ucap dia.
Dalam wawancara tersebut, Masinton juga menjelaskan alasan pemilihan akronim “Mama” saat berpasangan dengan Mahmud Effendi dalam Pilkada 2024.
“Nama saya depannya Ma, dan beliau juga Ma. Jadi Mama. Lebih mudah diingat,” kata Masinton sambil tersenyum.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini