SERANG, KOMPAS.com - Puluhan wartawan mendatangi pabrik PT Genesis Regeneration Smelting setelah sejumlah rekan dianiaya oleh petugas keamanan, anggota ormas, hingga oknum polisi.
Pantauan di lokasi pukul 16.00 WIB, wartawan dari berbagai media di wilayah Serang melakukan aksi solidaritas di pabrik pengolahan timbal.
Salah satu oknum petugas keamanan yang keluar dari gedung perkantoran pabrik sempat dikejar dan diteriaki wartawan karena geram dengan aksi mereka.
Koordinator AJI Jakarta Biro Banten, Muhamad Ikbal, meminta Polda Banten dan Polri segera menangkap dan memproses hukum seluruh pelaku pengeroyokan, baik dari unsur aparat, pihak keamanan perusahaan, maupun ormas.
Baca juga: Wartawan dan Humas KLH Babak Belur Dikeroyok Ormas Saat Segel Pabrik di Serang
"Jangan ada impunitas bagi oknum kepolisian yang terlibat," ujar Ikbal.
Ikbal menjelaskan kepada semua pihak, termasuk aparat kepolisian dan perusahaan, bahwa kerja-kerja jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Karena itu, segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran hukum dan demokrasi.
"Kekerasan terhadap jurnalis, khususnya yang berkaitan dengan isu lingkungan, merupakan ancaman yang serius terhadap upaya penegakan hukum dan demokrasi," ujar dia.
Menurutnya, aksi penganiayaan bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga serangan terhadap hak publik untuk mendapatkan informasi.
"Negara tidak boleh membiarkan peristiwa seperti ini berulang," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, aksi pengeroyokan terhadap delapan wartawan terjadi saat meliput sidak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Wartawan MNC Dibacok 2 Pria Misterius di Grobogan: Saya Mau Dihabisi
Peristiwa bermula saat delapan wartawan melakukan peliputan penyegelan pabrik pengolahan timbal oleh Deputi Gakkum KLH sekitar pukul 11.00 WIB. Sesampainya di pabrik, wartawan dilarang mengambil gambar oleh petugas keamanan, sejumlah ormas, dan diduga oknum anggota Brimob.
"Jadi, kami dikeroyok itu setelah selesai wawancara, awalnya memang kami dilarang ambil gambar sama petugas keamanan," kata jurnalis TribunBanten.com, Muhamad Rifky, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.
Rifky menjelaskan, usai penyegelan dan wawancara dengan Deputi Gakkum KLH Rizal Irawan, wartawan hendak meninggalkan lokasi. Namun, mereka dipanggil oleh petugas keamanan pabrik dan kelompok ormas. Tanpa banyak bicara, para wartawan langsung diserang hingga berhamburan melarikan diri.
Saat berusaha kabur, Rifky terpeleset dan jatuh ke jalan. Ia pun menjadi sasaran pukulan dan tendangan dari petugas keamanan hingga anggota ormas.
"Kalau yang dianiaya saya doang, karena saya jatuh saat lari. Kalau yang lain pada lari," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini