Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Wartawan Banten Datangi Pabrik Usai Rekan Dianiaya Ormas hingga Oknum Polisi

Kompas.com - 21/08/2025, 17:08 WIB
Rasyid Ridho,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Puluhan wartawan mendatangi pabrik PT Genesis Regeneration Smelting setelah sejumlah rekan dianiaya oleh petugas keamanan, anggota ormas, hingga oknum polisi.

Pantauan di lokasi pukul 16.00 WIB, wartawan dari berbagai media di wilayah Serang melakukan aksi solidaritas di pabrik pengolahan timbal.

Salah satu oknum petugas keamanan yang keluar dari gedung perkantoran pabrik sempat dikejar dan diteriaki wartawan karena geram dengan aksi mereka.

Koordinator AJI Jakarta Biro Banten, Muhamad Ikbal, meminta Polda Banten dan Polri segera menangkap dan memproses hukum seluruh pelaku pengeroyokan, baik dari unsur aparat, pihak keamanan perusahaan, maupun ormas.

Baca juga: Wartawan dan Humas KLH Babak Belur Dikeroyok Ormas Saat Segel Pabrik di Serang

"Jangan ada impunitas bagi oknum kepolisian yang terlibat," ujar Ikbal.

Ikbal menjelaskan kepada semua pihak, termasuk aparat kepolisian dan perusahaan, bahwa kerja-kerja jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Karena itu, segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran hukum dan demokrasi.

"Kekerasan terhadap jurnalis, khususnya yang berkaitan dengan isu lingkungan, merupakan ancaman yang serius terhadap upaya penegakan hukum dan demokrasi," ujar dia.

Menurutnya, aksi penganiayaan bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga serangan terhadap hak publik untuk mendapatkan informasi.

"Negara tidak boleh membiarkan peristiwa seperti ini berulang," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, aksi pengeroyokan terhadap delapan wartawan terjadi saat meliput sidak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (21/8/2025).

Baca juga: Wartawan MNC Dibacok 2 Pria Misterius di Grobogan: Saya Mau Dihabisi

Peristiwa bermula saat delapan wartawan melakukan peliputan penyegelan pabrik pengolahan timbal oleh Deputi Gakkum KLH sekitar pukul 11.00 WIB. Sesampainya di pabrik, wartawan dilarang mengambil gambar oleh petugas keamanan, sejumlah ormas, dan diduga oknum anggota Brimob.

"Jadi, kami dikeroyok itu setelah selesai wawancara, awalnya memang kami dilarang ambil gambar sama petugas keamanan," kata jurnalis TribunBanten.com, Muhamad Rifky, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.

Rifky menjelaskan, usai penyegelan dan wawancara dengan Deputi Gakkum KLH Rizal Irawan, wartawan hendak meninggalkan lokasi. Namun, mereka dipanggil oleh petugas keamanan pabrik dan kelompok ormas. Tanpa banyak bicara, para wartawan langsung diserang hingga berhamburan melarikan diri.

Saat berusaha kabur, Rifky terpeleset dan jatuh ke jalan. Ia pun menjadi sasaran pukulan dan tendangan dari petugas keamanan hingga anggota ormas.

"Kalau yang dianiaya saya doang, karena saya jatuh saat lari. Kalau yang lain pada lari," ujarnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau