Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balikpapan Jadi Episentrum Kasus Campak di Kaltim dengan 53 Penderita

Kompas.com - 28/08/2025, 14:26 WIB
Pandawa Borniat,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat sebanyak 64 kasus campak terjadi sejak Januari hingga Agustus 2025.

Angka ini memang lebih rendah dibanding periode Januari–Desember 2024 yang mencapai 160 kasus.

Namun, Balikpapan menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi.

Baca juga: Daerah Perbatasan di Jember Rawan KLB, Dinkes Gencarkan Vaksinasi Campak Massal

“Untuk tahun 2024 ada 160 kasus campak. Sementara tahun ini, Januari sampai Agustus, sudah ada 64 kasus. Dari jumlah itu, Balikpapan paling tinggi dengan 53 kasus,” ujar dr. Ivan Hariyadi, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kaltim, Kamis (28/8/2025).

Selain Balikpapan, kasus campak juga ditemukan di Bontang sebanyak 7 kasus, Samarinda 2 kasus, serta masing-masing 1 kasus di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (PPU).

Pemicu Campak di Balikpapan

Menurut Ivan, meningkatnya kasus di Balikpapan diduga dipicu mobilitas penduduk yang tinggi.

Banyaknya pekerja dari luar daerah yang masuk ke kota tersebut membuat potensi penularan lebih besar.

“Di daerah dengan mobilitas tinggi, penyebaran penyakit menular lebih cepat,” ujarnya.

Separuh dari Penderita Campak Tidak Divaksin

Ivan menekankan, campak sebenarnya penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

Program vaksinasi campak dan rubella (MR) diberikan kepada anak usia 9 bulan, 18 bulan, serta saat masuk sekolah dasar. Namun, sebagian besar pasien yang kini terjangkit campak diketahui belum pernah diimunisasi.

“Dari total 64 kasus campak, sekitar 56 persen tidak diimunisasi sama sekali. Ada juga yang sudah diimunisasi tapi tetap terkena, hanya gejalanya lebih ringan,” jelas Ivan.

Gejala campak umumnya berupa demam, ruam merah di kulit, batuk, dan bisa berlanjut pada komplikasi serius seperti pneumonia, diare, hingga infeksi pada mata. Meski demikian, hingga kini Kaltim belum mencatat adanya kematian akibat campak.

Dinkes Kaltim mencatat, cakupan imunisasi dasar lengkap di provinsi ini baru sekitar 75 persen, masih di bawah target 90 persen.

Baca juga: Terhambat Isu Haram, Dinkes Pamekasan Temui MUI dan Pastikan Vaksin Campak Halal

Kondisi ini membuat sebagian anak rentan tertular ketika ada kasus baru.

Ivan mengungkapkan, rendahnya cakupan imunisasi dipengaruhi berbagai faktor.

“Ada orang tua yang masih memperdebatkan kehalalan vaksin, ada yang percaya herbal lebih cukup, atau karena takut anaknya demam setelah imunisasi. Padahal vaksin itu gratis dan tersedia di semua fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Ia mengingatkan, imunisasi merupakan hak anak dan tanggung jawab orang tua untuk melindungi mereka dari penyakit berbahaya.

“Kalau anak-anak diimunisasi lengkap, penularan bisa ditekan. Kalau tidak, selalu ada kantong-kantong yang rentan dan akhirnya kasus meningkat,” kata Ivan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau