Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terhambat Isu Haram, Dinkes Pamekasan Temui MUI dan Pastikan Vaksin Campak Halal

Kompas.com - 28/08/2025, 13:30 WIB
Fathor Rahman,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan pastikan vaksin campak halal setelah menerima laporan menyebar isu haram di Pamekasan, Kamis (28/8/2025).

Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Saifudin mengakui jika menerima laporan hambatan isu haram pada proses vaksinasi.

"Kendalanya, salah satunya adanya kabar jika vaksin haram," kata Saifudin.

Baca juga: Menkes Targetkan KLB Campak di Sumenep Dicabut dalam 2 Minggu Lagi

Merespon itu, pihaknya menrgaskan jika vaksin campak halal. Sehingga semua balita bisa divaksin campak dan halal.

Dia menjelaskan, merebaknya isu tersebut, Saifudin langsung berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan dan dipastikan tidak haram.

"Kami sudah berkoordinasi dengan MUI dan disampaikan jika vaksin campak halal," ucapnya.

Baca juga: 2 Balita Meninggal Diduga Terpapar Campak di Pamekasan

Saifudin menjelaskan, tidak ada bahan yang haram pada bagan vaksin. Sehingga vaksin yang disuntikkan terhadap anak aman dan tidak haram.

"Pihaknya berharap adanya kesadaran akan pentingnya vaksin campak dari para orang tua," ucapnya.

Sebab menurutnya, vaksin campak sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh balita.

Jika tidak dilakukan vaksin bisa berakibat fatal jika diserang penyakit.

Baca juga: Orangtua 2 Anak Pasien Campak di Pasuruan Tolak Imunisasi, Ini yang Dilakukan Dinkes

Terpisah, Kepala Puskesmas (Kapus) Talang, Pamekasan Khaliliya Syaifiyati membenarkan adanya beberapa hambatan saat melakukan vaksinasi terhadap balita.

"Isu vaksin haram juga ada disini. Tapi kita lakukan edukasi agar semuanya bisa divaksin," ungkapnya.

Selain itu, beberapa hambatan lainnya juga terjadi. Orang tua balita tidak mau anaknya divaksin karena khawatir anaknya akan mengalami demam.

"Terkadang memang dari orang tua yang kurang memahami pentingnya vaksin campak. Jika ada kasus begitu, langsung kami beri penjelasan manfaat dan dampaknya," imbuhnya.

Data Dinkes, dua kasus balita meninggal di Pamekasan diduga akibat terpapar campak.

Sementara balita yang terpapar sesuai hasil laboratorium sebanyak 143 anak.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Kades di Lumajang 'Mengamuk' dan Tangkap 4 Penjual Miras Saat Karnaval Sound Horeg
Kades di Lumajang "Mengamuk" dan Tangkap 4 Penjual Miras Saat Karnaval Sound Horeg
Surabaya
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Surabaya
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Surabaya
Grafiti Provokatif 'Police Killed People' Muncul di Kota Pasuruan
Grafiti Provokatif "Police Killed People" Muncul di Kota Pasuruan
Surabaya
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Surabaya
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Surabaya
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Surabaya
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit, Layaknya Kotoran
Surabaya
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya di Kos Surabaya, Alvi: Saya Emosi
Surabaya
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Pengakuan Pelaku Mutilasi yang Pernah Jadi Jagal Hewan: Anaknya Temperamen, Puncaknya, Kosan Dikunci dari Dalam
Surabaya
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Pemkot Madiun Gratiskan PBB Warga di Bawah Rp 25.000 Mulai 2026
Surabaya
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Terungkap, Motif Alvi Mutilasi Kekasih yang Tinggal Bersamanya di Indekos
Surabaya
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Pelaku Mutilasi Kekasih Mojokerto Pernah Jadi Jagal Hewan
Surabaya
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Pelaku Mutilasi di Surabaya Ditangkap, Barang Bukti Senjata Tajam Disita
Surabaya
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Sudah Sepekan Polisi Kesulitan Cari Ibu Bayi Syifa yang Ditemukan Tewas di Lemari Kamar Kos
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau