MOJOKERTO, KOMPAS.com - Alvi Maulana (24) meminta maaf usai membunuh dan memutilasi kekasihnya, TAS (25), karena didorong rasa amarah.
Alvi ditangkap Polres Mojokerto di kamar kosnya di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, pada Minggu (7/9/2025) pukul 03.00 WIB setelah adanya laporan warga soal temuan bagian tubuh korban mutilasi.
Bagian tubuh korban itu ditemukan di Pacet, Mojokerto, pada Sabtu (6/9/2025). Ada 75 bagian tubuh yang ditemukan di lokasi tersebut. Bagian tubuh lainnya ditemukan masih disimpan di kos pelaku.
Baca juga: Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Pacet Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari
Korban dibunuh dan dimutilasi secara keji oleh pelaku di kamar mandi kos kawasan Lidah Wetan, Surabaya pada Minggu (31/8/2025) pukul 02.00 WIB.
Pelaku melakukan tindakan tersebut karena mengaku emosi dengan sikap korban yang ia nilai tempramen. Puncaknya, saat korban mengunci pelaku dari dalam pada Sabtu (30/8/2025).
Baca juga: Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Pacet Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari
Setelah ditangkap dan dilakukan penahanan, pelaku meminta maaf kepada keluarga korban karena mengaku emosi.
“Untuk keluarga saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya naik darah karena emosi,” katanya di Polres Mojokerto, Senin (8/9/2025).
Ia juga mengaku menyesali perbuatannya.
“Sangat menyesal,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan potongan tubuh korban milik perempuan TAS (25) asal Lamongan, Jatim, ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto, pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
Tubuhnya dibagi menjadi puluhan jaringan tubuh, satu kaki kiri, dan satu pergelangan tangan kanan korban.
Hubungan pelaku dengan korban merupakan sepasang kekasih, belum menikah namun tinggal dalam satu atap. Motif pembunuhan disertai mutilasi itu dilatari karena pelaku sakit hati dengan sikap korban selama berhubungan.
Pelaku kini dijerat dengan Pasal 338 dan atau 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini