PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengeluh tembakaunya dibeli murah seharga Rp 30.000 per kilogram.
Pembelian tersebut jauh di bawah biaya pokok produksi (BPP).
Berdasarkan penetapan BPP oleh pemerintah, tembakau sawah Rp 47.685 per kilogram, tembakau tegal Rp 53.533 per kilogram dan tembakau gunung sebesar Rp 64.000 per kilogram.
Baca juga: Gudang Tembakau dan Rokok Terbakar Hebat di Pamekasan, Inafis Diterjunkan
Warga Desa Palengaan Daja, Kecamatan Palengaan, A. Muhammad mengungkapkan, tembakau petani dibeli seharga Rp 30.000 per kilogram oleh pedagang.
"Harganya di sini rusak tidak sesuai dengan harga minimal BPP," katanya, Senin (8/9/2025).
Baca juga: Mahasiswa Tuntut DPRD Segera Sahkan Perda Tata Niaga Tembakau
Menurutnya, Rp 30.000 per kiloram merupakan harga terendah. Sebagia, ada yang dibeli dengan harga Rp 35.000 hingga Rp 45.000 per kilogram.
Meski murah, petani tetap menjualnya kepada tengkulak. Sebab, belum mengetahui adanya penetapan BPP yang harus diperhatikan oleh pedagang hingga pabrikan rokok.
"Tembakau sepupu saya juga banyak yang dibeli dengan harga murah, bahkan ada yang terjual Rp 30.000 per kilogram," katanya.
Menurutnya, harga itu dipatok oleh tengkulak setempat. Sementara petani hanya bisa menyetujui karena khawatir laku lebih murah.
"Termasuk tembakau orangtua saya laku Rp 36.000 per kilogram," tuturnya.
Padahal menurutnya, tembakau yang dibeli murah adalah daun atas. Padahal, daun atas kualitasnya lebih bagus daripada daun bawah.
Muhammad mengungkapkan, tembakau dibeli murah oleh pedagang dan gudang dengan alasan pernah terjadi hujan.
"Alasan pedagang dan gudang hanya karena hujan. Padahal di sini tidak sampai merusak kualitas tembakau," ucapnya.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Umam menyayangkan adanya pembelian tembakau dengan harga di bawah BPP.
"Saya baru mendengar informasi ini. Masalah ini harus segera diatasi," katanya.
Pihaknya meminta semua pemilik gudang yang membawahi tengkulak dan bandul untuk segera melakukan perbaikan harga.
Sebab, rendahnya harga di bawah BPP merugikan petani.
Kepala Disperindag Pamekasan Ahmad Basri Yulianto enggan memberikan keterangan soal tembakau petani yang dibeli di bawah BPP.
Saat berusaha dikonfirmasi, pihaknya tidak memberikan keterangan soal murahnya harga tembakau di Pamekasan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini